SANGATTA- Pemandangan tak menyenangkan terjadi di Sangatta Selatan. Ya, dibeberapa titik jalan terdapat tumpukan sampah. Tumpukkan sampahnya pun terbilang luas. Perkiraan hingga 3X3 persegi. Menyerupai Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Seperti di Simpang 3 Pasar Sangatta Selatan, jalan masuk Pasar, dan Jalan tembus Kampung Palet, samping Masjid At-Taubah.
Tentu saja sampah-sampah tersebut cukup mengganggu masyarakat. Khususnya bagi mereka yang akan berbelanja di pasar.
Pasalnya, sampahnya tak pungut hingga siang hari. Bahkan dari hasil pantauan media ini, sekira pukul 14.24 wita, sampah masih menghiasi jalan. Tak ada petugas sampah yang membersihkan. Pemandangan seperti ini seakan menjadi budaya akhir-akhir ini. Tidak seperti sebelumnya.
“Masih jaman pak Basuki (mantan Kepala UPT-KPP) enggak ada sampah berserakan. Sekarang, hampir tiap hari kami lihat. Enggak diangkat-angkat. Bahkan beberapa kali bermalam,” ujar Marwan yang melintasi jalan tersebut.
Seharusnya lanjut Marwan, sampah tak dibiarkan begitu saja. Petugas wajib membersihkannya secepat mungkin. Sehingga sampah tak mengganggu aktivitas masyarakat.
“Setahu saya pagi-pagi sudah harus diangkat. Jadi, sampah tidak berserakan. Untuk itu, saya harap tidak boleh dibiarkan, apalagi sampai bermalam. Tentu baunya sangat menggunakan masyarakat,” katanya.
Kabid Pengelolaan Sampah dan limbah B3, Budi Susanto menyatakan mekanisme pengangkutan sampah dilaksanakan rutin. Bahkan dapat menarik sampah empat kali dalam kurun waktu satu hari.
“Pengambilan sampah setiap harinya dilakukan empat kali. Oleh sebanyak 128 pekerja. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul enam pagi, namun ketika libur pengambilan sampah dimulai agak siang, dan hanya dilakukan kurang dari empat kali,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Kutim, Ismunandar mengeluhkan tumpukan sampah yang terpantau di jalanan Sangatta setiap hari Minggu. Dalam rapat dengan seluruh Kepala SKPD, dirinya menyampaikan agar penanganan sampah perlu dikelola lebih baik.
“Jangan sampai hari libur, pengangkut sampah tidak efektif. Jadi walaupun hari Minggu, sampah harus tetap diangkut,” katanya.
Dirinya mengatakan masyarakat tetap membuang sampah, pada hari apapun. Dia meminta agar kinerja pengangkut tetap sama seperti biasanya.”Warga itu buang sampah setiap hari. Walaupun hari libur, produktifitas sampah tetap banyak,” tuturnya.
Dia menjelaskan sampah yang tetumpuk di sepanjang jalan akan merusak estetika. Selain itu akan menjadi penyebab pemandangan terlihat kumuh dan tidak sehat.
“Terlihat tumpukan-tumpukan sampah yang merusak pemandangan, belum lagi sampah yang tergeletak di jalan biasanya dihambur oleh binatang liar, sehingga tambah terlihat kotor dan menjadi sumber penyakit,” jelasnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post