Samarinda diguyur hujan deras, Senin (14/1). Sekitar empat jam sejak pukul 7 pagi. Sebagian wilayah Kota Tepian tergenang. Termasuk kawasan DI Pandjaitan, yang menjadi akses utama menuju Bandara APT Pranoto.
Akses vital tersebut lumpuh total. Sepanjang ruas jalan itu antrean kendaraan mengular. Berjam-jam. Sedangkan jalan alternatif melalui Gunung Kapur, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, juga tergenang air.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kaltim Salman Lumoindong menyebut bahwa Bandara APT Pranoto tak bisa didarati hingga pukul 11.00 Wita kemarin. Sebab, jarak pandang sangat pendek. “Memang ada pesawat tidak jadi mendarat. Sehingga mendaratnya di Balikpapan. Ini karena cuaca,” ujarnya.
Pihaknya pun sudah memonitor jalan alternatif. Meski tergenang di beberapa titik, Salman mengatakan jalan alternatif tetap bisa dilintasi dengan aman. Genang terjadi seperti di persimpangan Jalan Gunung Kapur. “Tapi masih bisa dilintasi. Kalau Jalan DI Pandjaitan memang macet total (dua arah),” sebut dia.
Banyak kendaraan yang diarahkan untuk melewati jalur alternatif. Meskipun dipadati kendaraan, jalur tersebut tetap aman. Apalagi, ada dua jalur alternatif. Bagi yang berasal dari Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), bisa melintasi jalan alternatif di Bengkuring. “Dari Samarinda melalui Jalan Gunung Lingai,” terangnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kaltim Taufik Fauzi memastikan penanganan banjir di Jalan DI Pandjaitan berjalan tahun ini. Anggarannya Rp 20 miliar. Kepastian itu diterima saat mereka mendapat anugerah juara satu Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). “Hadiah langsung dari menteri PUPR. Anggaran ini di luar APBN yang sudah disahkan,” beber dia.
Dari hadiah tersebut, pihaknya menyisihkan Rp 7 miliar. Untuk penanganan banjir sisi kiri Jalan DI Pandjaitan dari arah kota. Lokasinya tepat di depan Jalan Mugirejo. Sedangkan, normalisasi anak Sungai Karang Mumus (SKM) sebagai jalur pembuangan air masih terhalang bangunan warga.
“Ini akan kami koordinasikan dengan BWS (Balai Wilayah Sungai) Kalimantan III. BWS juga ada penanganan di sana. Saya tidak tahu nilainya berapa. Yang jelas, saya harap warga mengerti bahwa kami akan menangani permasalahan banjir,” harap Taufik.
Adapun Rp 13 miliar yang tersisa dari hadiah tersebut akan digunakan untuk peninggian badan Jalan DI Pandjaitan. Berapa pun dapatnya, mau itu hanya 400 meter. Peninggian badan jalan telah diprioritaskan dari dana tersebut. “Kami juga berharap ada program yang sama dari BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional). Kan ruas jalan nasional,” ucapnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Zairin Zain menyebut memang ada kegiatan bersama dengan pemerintah pusat untuk menyelesaikan banjir di Jalan DI Pandjaitan. “Sekarang masih mencari jalur yang tepat untuk membuat sodetan pembuangan air,” beber dia.
Bahkan, anak sungai sebagai jalur pembuangan utama rencananya diperbesar. Apalagi, masih ada bangunan warga yang berdiri di atas anak sungai. “Nah, masalah ini sedang proses penyelesaian,” ungkapnya.
Dia tidak menampik bahwa jalan tersebut menampung buangan air dari kawasan pegunungan di sekitarnya. Terutama air buangan dari Lubuk Sawah. Itu yang paling banyak. “Tapi sekarang sudah berkurang. Sudah ada pekerjaan jalur pembuangan air,” tutur dia.
“Tahun depan, kami berencana meninggikan badan jalan. Agar tidak lagi terendam. Pembuatan sodetan menuju SKM akan diselesaikan. Sehingga, air tidak lagi terbuang dan menggenangi Jalan DI Pandjaitan,” paparnya.
Selain Pemprov Kaltim, Pemkot Samarinda juga telah menganggarkan melalui APBD Perubahan 2018 senilai Rp 10 miliar untuk penanganan banjir di kawasan DI Pandjaitan. “Sekarang sedang pengerjaan. Kemungkinan selesai awal Februari,” beber dia.
Adapun tahun ini, APBD Kota Samarinda kembali menganggarkan Rp 5 miliar. “Yang jelas, drainase dilebarkan menjadi empat meter dengan kedalaman tiga meter. Ini untuk kedua sisi jalan (kanan-kiri),” ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda Hero Mardanus mengatakan hal senada. Dia menegaskan, program ini sebagai limpahan pekerjaan dari Pemprov Kaltim. Karena itu, sekarang pemkot ikut menangani.
Meski demikian, kegiatan pengendalian banjir tersebut harusnya mampu mengurangi intensitas banjir di kawasan DI Pandjaitan. Meskipun proyek tersebut belum selesai, genangan disebut lebih cepat surut. “Kalau biasanya memerlukan waktu satu jam, sekarang bisa lebih cepat dari itu. Itu pengamatan kami. Yang jelas, kegiatan ini prioritas,” tutup dia. (*/dq/dwi/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post