Kisah Inspiratif Warga Bontang: H Sugiono (166)
Berdakwah tidak melulu melalui ceramah atau kegiatan pengajian. Sugiono misalnya, pengusaha bengkel las bubut ini punya cara sendiri dalam menyadarkan masyarakat untuk kembali beribadah jepada Tuhan.Yaitu melalui media cerita dan juga pengobatan.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Jual beli mesin bubut membawa Sugiono ke Kota Taman di tahun 2000. Kala itu, ada warga Bontang yang membeli mesin bubut melalui perantaraannya. Merasa cocok dengan suasana kota, Sugiono lantas memutuskan untuk membuka bengkel las di Bontang tahun 2001. Pasalnya saat itu Bontang dinilai sebagai kota yang tenang dan kondusif dengan satu gerbang masuk ke kota.
“Saat itu saya berkeliling ke berbagai daerah di Kaltim mencari daerah ‘botol’ yang jalan masuknya hanya satu. Nah, waktu itu Bontang satu-satunya daerah yang memenuhi kriteria tersebut,” kenang Sugiono saat ditemui Bontang Post di kediamannya, Jalan Gajah Mada Nomor 3 RT 12 Berebas Tengah.
Pengalamannya sebagai teknisi di beberapa perusahaan membuatnya mantap membuka bengkel las bubut di Bontang yang dinamakannya Barokah Tehnik. Apalagi sebelumnya dia juga sempat membuka bengkel di kota kelahirannya, Malang.
Di bengkelnya ini dia mengerjakan usaha pengelasan meliputi pagar, kanopi, kursi, kubah dan permainan anak-anak. Juga merancang mesin bubut dan perkakas lainnya seperti mesin penggilingan kopi, mesin penggilingan daging, mesin penghancur plastik, dan mesin pengaduk tepung.
“Kalau yang paling banyak saya kerjakan itu mesin pengaduk tepung dan oven kapasitas besar. Untuk kegunaan pembuatan roti,” jelas Sugiono yang juga akrab dipanggil Imam ini.
Dalam menjalankan usahanya, Sugiono tahu benar akan pentingnya kepuasan pelanggan. Apa yang dikerjakannya untuk pelanggan bukan hanya dilakukan untuk saat itu saja, namun telah disiapkannya untuk lima tahun mendatang. Kata dia, kepuasan dan kepercayaan pelanggan yang membawa mereka kembali melakukan pemesanan ke bengkelnya.
“Pelanggan saya kebanyakan pelanggan lama. Saya memang mengutamakan kepuasan pelanggan. Kalau pelanggan sudah puas, harga bisa jadi nomor dua. Kalau untuk harga sendiri di tempat saya standar saja, tidak terlalu mahal juga,” terangnya.
Pun begitu, Sugiono tidak terlalu memikirkan persaingan dalam menjalankan usahanya. Prinsipnya, rezeki sudah diatur oleh Allah. Bila dia sedang mendapat banyak pekerjaan, maka dia mensyukurinya. Sementara bila permintaan sedang sedikit, dia pun memakluminya bahwa memang sedang waktunya dia mendapatkan rezeki yang sedikit. Dia pun tidak terlalu mengejar keuntungan dalam berusaha.
“Saya jalani saja dengan enjoy. Pemberian Allah itukan siapa yang tahu. Semua itu sudah diatur, rezeki, kelahiran, dan kematian, semuanya sudah digariskan,” jelas Sugiono.
Perlahan tapi pasti usaha Sugiono mulai dikenal. Setelah Barokah Tehnik, dia membuka bengkel keduanya di tahun 2011 yang diberi nama Simy Jaya. Sebanyak tujuh pegawai dipekerjakannya di dua bengkelnya tersebut. Bukan hanya bengkel, Sugiono juga membuka usaha jasa di bawah naungan CV Mulia Laksana Abadi yang mengerjakan pengadaan baja ringan, konstruksi, dan bangunan.
“Saya juga sekarang ini menggarap cyclone ventilator untuk keperluan pabrik. Kemarin itu dapat pesanan 14 cyclone ventilator dari perusahaan,” tambahnya.
Di luar kegiatan usahanya, Sugiono juga dikenal sebagai sosok rohaniwan. Sejak remaja, Sugiono memang gemar belajar ilmu agama. Tidak seperti sosok pendakwah pada umumnya, ayah empat anak ini menjalankan syiar keagamaan melalui bercerita dan pengobatan. Walaupun dia tidak membuka pengobatan secara khusus, namun banyak yang datang ke rumahnya untuk meminta diobati.
“Pertama kali saya mengobati di Bontang itu di tahun 2002. Waktu itu ada warga Tanjung Laut yang sudah tiga tahun menderita liver dan divonis dokter tidak bisa diobati. Meminta tolong pada saya untuk diobati, lalu saya bacakan doa pada air putih untuk dia minum. Alhamdulillah dengan seizin Allah, orang itu menjadi sembuh,” kisahnya.
Dari situlah kemampuan Sugiono dalam pengobatan alternatif mulai dikenal. Banyak orang sakit yang datang kepadanya minta diobati melalui media doa dan air putih. Bukan hanya dari Bontang, melainkan dari berbagai daerah di Kaltim di antaranya dari Berau dan Sangatta. Padahal, Sugiono tidak pernah membuka praktik pengobatan secara khusus. Namun bila ada yang datang padanya, dia tidak segan untuk membantu.
“Niat saya ikhlas ingin membantu orang lain. Sebagai sarana ibadah saya kepada Allah. Jadi saya tidak pernah memberikan tarif. Buat saya untuk hidup cukup dari usaha bengkel saya. Malahan saya yang biasanya memberi kepada mereka. Karena ada juga yang selain sakit, kondisi keuangannya tidak mampu,” urai Sugiono.
Melalui pengobatan tersebut, Sugiono berdakwah kepada para pasiennya. Dia menyadarkan mereka melalui cerita dan nasihat-nasihat agar meningkatkan keimanan dan melakukan ibadah serta amalan-amalan yang sudah menjadi kewajiban. Sugiono pun menekankan pada pasiennya untuk yakin bahwa kesembuhan datang dari Allah. Melalui sugesti seperti itu, serta dengan mengajak zikir, istigfar, dan selawat, pasien-pasien yang mendatanginya merasakan kesembuhan.
“Harus yakin akan diberikan kesembuhan oleh Allah. Harus memiliki keyakinan bahwa Allah yang memberikan obat. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan selama Allah rida,” ucapnya.
Dari pengobatan inilah dia lantas kerap diminta mendoakan klien-klien Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang. Sejak 2009, dia sering pergi ke rumah sakit untuk mendoakan para pasien penyakit kronis yang ditangani LK3 Bontang. “Saya ingin di sisa umur saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Karena saya sadari saya ini sudah tua, jadi mau bagaimana lagi selain memperbanyak amal dan ibadah,” pungkasnya. (bersambung)
Nama: H Sugiono
Tempat Lahir: Malang
Istri: Hj Suyanti
Anak: Sulis Agustina, Ismi Wulandari, M Aziz Effendi, M Yusuf Setiawan
Alamat: Jalan Gajah Mada Nomor 3 RT 12 Berebas Tengah
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post