bontangpost.id – Tragedi mematikan menggegerkan warga Baamang Hilir, Kecamatan Baamang, Sampit, Minggu (25/4). Seorang pemuda, Ebok (22), tega menghabisi nyawa pamannya sendiri, Saini alias Usay (50). Perselisihan berujung maut itu dipicu ketika Ebok berniat menjual rumah warisan kakeknya.
Informasi dihimpun Radar Sampit (grup bontangpost.id), peristiwa itu bermula ketika Ebok berniat ingin merobohkan rumah kakeknya untuk dijadikan lahan parkir sepeda motor. Saini yang mengetahui itu, langsung melarang niat keponakannya hingga terjadi perselisihan.
Ebok yang tak terima dengan sikap pamannya, lalu memukul kepala Saini menggunakan kayu panjang. Sang paman langsung ambruk dengan luka parah di kepala. Melihat pamannya tak berdaya, Ebok langsung pergi dan menyerahkan diri ke Kantor Polsek Baamang.
Ida Laila, warga sekitar mengatakan, jauh sebelum peristiwa mengenaskan itu, tersangka tega mengusir satu per satu keluarganya yang tinggal di rumah tersebut. Selain itu, rumah yang tadinya tertata rapi, berubah berantakan karena perbuatan Ebok. Keluarganya lalu menuruti kehendak pemuda itu.
”Saat kejadian awalnya sempat cekcok. Saya mendengar dari rumah. Tapi, tak lama ada orang teriak minta tolong. Saya pun keluar. Ketika saya periksa, ternyata korban sudah terkapar,” tutur Ida Laila.
Ida bersama warga lainnya lalu membantu mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat. Saat diperiksa, ternyata korban telah meninggal dunia. Saini selama ini dikenal sebagai wasit di PSSI Kotim.
”Kepalanya seperti robek karena dipukul pelaku menggunakan kayu. Sebenarnya, korban tidak melawan. Ebok yang langsung memukulnya,” ujarnya.
Kepolisian belum bisa diminta keterangan terkait kejadian tersebut. Di sisi lain, tersangka telah diamankan untuk diproses lebih lanjut. Sementara itu, jasad korban dibawa ke tempat kediaman keluarga duka di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. (sir/rm-106/ign)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post