bontangpost.id – Rencana pembangunan gedung C RSUD Taman Husada bakal berdampak pada akses warga Kampung Gotong Royong. Pasalnya jalur saat ini terkena proyeksi bangunan gedung baru. Menanggapi itu Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Anwar Nurdin mengatakan akses masuk itu akan digeser tahun ini.
“Anggarannya Rp2 miliar. Pekan depan sudah terinput di rencana umum pelelangan,” kata Anwar.
Menurutnya angka ini masih jauh dari hasil perencanaan untuk pembukaan jalur baru ini. Total hasil perencanaan yakni Rp13 miliar. Alhasil nantinya pengerjaan hanya mencakup pembukaan badan jalan dan penurapan. “Jadi ini sifatnya bertahap. Untuk pengecoran belum bisa dilakukan tahun ini,” ucapnya.
Nantinya akses masuk warga yakni perbatasan pagar milik RSUD dengan lahan perusahaan. Lebar jalan 10 meter dengan panjang yang dibuka 525 meter. Namun angka perencanaan sampai area dalam. Terkait lapisan perkerasan jalan target kami tidak memakai aspal.
“Tahun ini jalan sudah terbuka. Sudah diakses. Tetapi belum diperkerasan. Penting akses warga sudah bisa,” tutur dia.
Dirut RSUD Taman Husada dr Suhardi mengatakan rencananya ukuran bangunan seperti gedung utama. Hanya untuk gedung baru nanti terdiri dari delapan lantai. Terkait dengan luasan lahan yang ada masih mengakomodasi untuk pembangunan ini. Posisinya berada di samping gedung Bengkirai.
“Lokasinya nanti di bawah. Jadi akan terkena akses warga Gotong Royong,” kata dr Suhardi.
Kondisi ini selaras dengan upaya pemkot sebelumnya untuk menggeser akses warga itu. Perencanaannya pun telah dilakukan di akhir tahun lalu. Dengan pagu anggaran Rp292 juta. Perencanaan ini untuk menentukan lebar dan panjang akses.
“Harapannya di tahun ini ada pemindahan akses jalan masuk,” ucapnya.
Terkait dengan pembangunan ini diharapkan dapat rampung dalam satu tahun. Tetapi ia menyerahkan kepada Pemkot terkait skema penganggarannya. Karena pembangunan ini speenuhnya akan menggunakan APBD. “Jadi memang jumlah anggarannya lumayan besar. Kami inginnya satu tahun pembangunan rampung. Namun kalau bertahap juga tidak apa-apa,” tutur dia.
Diketahui, untuk penggeseran akses masuk kampung Gotong Royong ini tidak berdampak terhadap infrastruktur yang sudah diperbaiki. Konstruksinya nanti tetap menyambung. Tujuan dari penggeseran ini untuk memisahkan akses keluar RSUD dengan permukiman warga. Penambahan gedung ini lantaran ada pelayanan yang berkembang. Terlebih dalam waktu dekat ada pelayanan onkologi, kemoterapi, hingga bedah saraf.
“Otomatis jumlah pengunjung juga bertambah. Kemungkinan terjadi lonjakan pelayanan rawat inap,” terangnya.
Nantinya gedung utama tetap akan dipakai untuk rawat inap dan pemeriksaan penunjang. Sementara gedung C akan diperuntukkan tambahan pelayanan rawat inap, tambahan ruang operasi, dan intensif care.
Sesuai Permenkes, diatur bahwa jumlah tempat tidur rawat inap 10 persen ada fasilitas insentif care. Baik itu ruang intensive care unit (ICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), neonatal intensive care unit (NICU), hingga Intensive Cardiology Care Unit (ICCU).
“Saat ini jumlah intensif care sudah sesuai proporsinya dengan tempat tidur. Tetapi kalau nanti ada gedung baru untuk rawat inap. Pastinya jumlahnya butuh tambahan,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post