bontangpost.id – Banyaknya proyek perbaikan jalan yang bersumber dari bantuan keuangan (Bankeu) tahun ini membuat Komisi III DPRD angkat suara. Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) untuk melakukan survei ketersediaan material sebelum proses lelang dimulai.
“Karena penyedia material yang diandalkan hanya dua perusahaan. Jangan sampai semua tidak menerima untuk penyaluran. Harus disinkronkan semua,” kata Amir.
Jika tidak maka proses pengerjaan proyek berpotensi terjadi masalah. Seperti sejumlah proyek yang dimulai pada akhir tahun lalu. Mengingat sejumlah proyek yang diperpanjang pengerjaannya hingga awal tahun ini terkendala masalah ketersediaan material.
“Itu yang diutamakan. Apabila dipaksakan maka akan ada risiko untuk kontraktor,” ucapnya.
Ia juga meminta kepada Dinas PUPRK untuk seluruh kegiatan yang bersumber bankeu bisa terserap secara maksimal. Jangan sampai ada yang dikembalikan sebagian seperti dua tahun lalu. Karena bila tidak terserap total akan berimbas kepada kucuran di tahun berikutnya.
“Kami akan meminta kesanggupan untuk seluruk proyek bankeu supaya terserap. Karena kalau tidak terserap maksimal harus ada sanksi diberikan kepada Dinas PUPRK,” tutur dia.
Komisi III DRPD juga akan tetap melakukan pengawasan untuk sejumlah proyek yang akan dibantu melalui bankeu. Legislator juga telah meminta data pengerjaan yang bersumber dari bankeu Pemprov Kaltim.
Sebelumnya untuk pengerjaan perbaikan Jalan Urip Sumoharjo mendapat kucuran Rp 30 miliar. sesuai dengan perencanaan awal pengerjaan akan dimulai dari depan SMP 6. Khusus arah ke Nyerakat perbaikan mencakup pemasangan beton. Dengan ketebalan 40 sentimeter. Struktur beton ke depannya sudah disesuaikan dengan kelas jalan berdasarkan beban kendaraan yang melintas di wilayah tersebut.
Sementara dari arah berlawanan lubang jalan akan ditutup menggunakan aspal. Ditargetkan proses lelang pengerjaan fisik akan dimulai Januari mendatang. Ditaksir proyek bakal rampung 10 bulan pasca penandatanganan kontrak oleh pemenang tender. “Perbaikan ini tidak desain penuh. Artinya hanya parsial. Sebab kalau total kebutuhan anggaran mencapai Rp 100 miliar. Jadi fokus titik yang rusak parah,” ucapnya.
Adapun panjang Jalan Urip Sumoharjo mencapai 6,4 kilometer. Pertimbangan pelaksanaan tender yang dimulai cepat agar mengantisipasi terjadinya dinamika selama proses lelang. Selain itu dengan sumber anggaran serupa, Pemkot Bontang juga mendapatkan Rp 8 miliar untuk perbaikan Jalan Soekarno-Hatta. Anwar menyebut titik pengerjaan nantinya di sekitar gerbang masuk tempat pembuangan akhir (TPA) Bontang Lestari. Pengerjaan difokuskan di arah menuju Kantor Walikota. Konsepnya ialah pemasangan beton. Harapannya sasaran ini bisa menuju dekat area SPBU.
Ia menargetkan pengerjaan ini dapat rampung enam bulan pasca penandatanganan kontrak. Sengaja tidak menggunakan perbaikan aspal karena kapasitas kendaraan yang melintas sudah tidak sesuai dengan kelas jalan. Rencananya tender juga akan mulai dibuka pada Januari. Adapun untuk pengaspalan Jalan Damai mendapatkan gelontoran Rp 3 miliar. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post