SANGATTA – Musibah berupa kematian salah satu anggota keluarga merupakan hal yang tidak diinginkan, namun pasti akan terjadi. Selain meninggalkan rasa duka yang mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya tersebut antara lain untuk membeli peralatan perawatan jenazah seperti kain kafan, bunga, tikar, pewangi, perlengkapan pemandian jenazah, dan biaya untuk pemakaman yang meliputi sewa ambulans, gali kubur, dan bayar areal pemakaman.
Hal itu menjadi alasan Ketua RT 09 Gang Antasari, Sangatta Utara, Sirajang untuk memberlakukan penarikan iuran rutin bulanan, sebagai bentuk santunan kematian bagi warganya.
Ia mengatakan, hal itu telah berlangsung selama 11 tahun dan dianggap berhasil meringankan beban keluarga duka. Sehingga warga tidak perlu repot atau memusingkan segala biaya kematian, semuanya telah ditanggung dan dibayarkan dengan iuran yang terkumpul.
“Warga hanya perlu membayar sekira Rp 5000 perbulannya, kalau ada yang meninggal, kami langsung gotong royong membelikan segala peralatan kebutuhan mayat,” ujarnya saat diwawancarai di kediamannya belum lama ini.
Dijelaskan, adanya iuran tersebut, dialokasikan untuk membantu keluarga yang sedang berduka. Selain itu dapat menciptakan sifat kepedulian dalam bertetangga juga membangun kekompakan, karena bisa berkumpul untuk saling menolong.
“Nantinya, setiap keluarga duka akan kami beri santunan Rp 1,5 juta per plafon atau saat kejadian,” ungkapnya.
Namun Sirajang menyayangkan adanya sejumlah warga yang kerap bersikap acuh. Hal itu sering terjadi pada warga yang tidak menetap atau sekadar mengontrak rumah di kawasan itu.
“Ini kadang sulit, tapi saya tetap beri pengertian. Karena yang namanya musibah siapa yang mau. Baik pendatang atau menetap, bisa saja sewaktu-waktu mengalami ini,” tandasnya.
Ia berharap adanya kebijakan ini bisa dimengerti oleh warganya. Setidaknya tetap membayarkan iuran yang tidak begitu besar, namun berarti bagi warga yang berduka. Hal ini dilakukan untuk seluruh warga yang terdiri dari 170 KK itu.
“Warga saya banyak, kadang yang tidak bayar iuran malah datang ke saya waktu mengalami musibah. Yang begini sering sekali terjadi,” katanya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post