BONTANG–RT 11, Kelurahan Bontang Baru, menjadi daerah langganan genangan air setelah hujan. Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Karel mengatakan, kondisi itu terjadi lantaran daerah tersebut padat permukiman.
Ditambah dengan kondisi parit yang tidak ideal. Karena hanya selebar 1,2 meter. Sementara aliran air dari kawasan Plaza Taman atau Ramayana, depan Makodim 0908/BTG, dan belakang Rumah Sakit Amalia menuju satu parit tersebut.
“Itu jelas tidak mampu debit air yang tinggi. Tetapi bagaimana sementara di lokasi itu sudah padat permukiman,” kata Karel.
Menurut dia, sekitar parit dibiarkan lahan terbuka untuk tidak dibangun. Hal itu bertujuan memudahkan bila terjadi pelebaran parit di kemudian hari. Faktanya, atas parit pun kini telah tertutup sebagai akses warga. Belum lagi dengan tembok hunian warga yang tepat di tepi parit. Sehingga pelebaran mustahil dilakukan.
Dalam waktu dekat, dia bakal meninjau kawasan tersebut untuk mencari solusi. Termasuk dengan meminta saran dari warga terkait penanganan permasalahan tersebut. Terkait dengan usulan sodetan parit, dia belum dapat memberikan keterangan. Sebelum melakukan tinjauan lapangan terlebih dahulu.
“Saya akan temui ketua RT untuk duduk bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Maksi Dwiyanto menuturkan, seharusnya aliran parit besar di lokasi tersebut membutuhkan sodetan. Supaya dari kawasan depan Makodim 0908/BTG mengalir ke aliran lainnya.
“Seharusnya yang dari depan Makodim itu diarahkan ke Salebba maupun Tanjung Limau,” kata Maksi.
Hal itu sudah direncanakan ketika DPKPP masih berada dalam kesatuan Dinas PUPRK. Saat ini, DPKPP lebih mengarah ke penyediaan ruang terbuka hijau (RTH). Rencananya, tahun depan dibangun RTH di depan SMAN 1 Bontang. Luasan lahan di area itu berkisar 3.000 meter.
“RTH yang berkonsep polder. Terdiri dari kolam besar untuk menampung sementara air sebelum ke muara,” kata ujarnya.
Bangunan itu pun dapat menjadi langkah antisipasi ketika aliran air tertahan. Terkhusus saat situasi air laut mengalami pasang. Diberitakan sebelumnya, warga RT 11 mengeluhkan terjadinya genangan air sesudah 30 menit turun hujan. Kondisi itu dialami sejak 2005. Ketinggian genangan bahkan mencapai 60 sentimeter.
Warga RT 11 Imam Sujarwo mengatakan, air berasal dari parit yang melintas di lokasi tersebut. Air itu meluber hingga badan akses gang kemudian menuju permukiman. Sebab, bangunan hunian warga ini konturnya lebih rendah dibandingkan parit.
“Jadi, airnya lari ke sini semua,” ucapnya.
Genangan air ini tidak berangsur lama. Dijelaskan dia, butuh waktu sekira 30 menit setelah hujan reda agar air kembali surut. Bila terjadi genangan dampak yang terjadi ialah aktivitas keseharian warga menjadi terganggu. (*/ak/kri/k8/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post