Warga Serbu Operasi Pasar
BONTANG – Kelangkaan stok tabung gas elpiji kapasitas 3 kilogram yang akrab dengan sebutan “elpiji melon” sejak beberapa hari terakhir, memaksa Pemkot putar otak. Demi meredam keresahan warga, langkah taktis diambil Wali Kota Neni Moerniaeni dengan melakukan koordinasi langsung dengan Manager Domgas MOR 6 Pertamina Balikpapan, Irto Ginting.
Upaya wali kota berbuah manis, dari hasil koordinasi, Rabu (6/9) kemarin Pemkot bekerja sama dengan dua agen distributor resmi LPG di Kota Taman, yakni PT Pantai Subur dan PT Akawy Usaha Mandiri menggelar operasi pasar elpiji 3 Kg. Operasi pasar ini menyasar dua titik, di halaman Kelurahan Loktuan dan halaman Masjid Raya Al-Hijrah, Kelurahan Tanjung Laut.
Jumlah pedistribusian elpiji di operasi pasar ini sebanyak 1.120 tabung pada hari pertama, Rabu (6/9) kemarin. Sedangkan pada hari ini distribusi lebih banyak, 2.240 tabung. Ketentuan pembelian, 1 orang hanya diperbolehkan menukarkan dua tabung saja, harga satu tabung dibanderol Rp 18 ribu.
Pantauan Bontang Post di lokasi, distribusi pertama dilakukan di Kelurahan Loktuan sejak pukul 07.00 Wita, warga tampak padat merayap menunggu di halaman kelurahan yang berdekatan dengan Pasar Citramas. Potret kelangkaan begitu jelas terlihat, pasalnya meski sudah ada aturan yang membatasi penukaran tabung gas. Namun masih ada saja warga yang membawa lebih dari dua tabung gas.
Rusmini warga RT 10 Loktuan misalnya, sejak pukul 06.30 Wita sudah tiba di lokasi. Ia mengaku membawa tiga tabung gas, lantaran tak mengetahui ketentuan penukaran gas yang ternyata hanya membolehkan penukaran maksimal dua tabung.
“Karena susah betul kami cari gas ini, apalagi kami ini warga kurang mampu. Pendapatan pas-pasan gak mungkin sanggup beli tabung gas ukuran 5 Kg atau 12 Kg. Apalagi gas ini fungsinya besar sekali untuk kami ibu rumah tangga,” ungkapnya.
Pendistribusian di Loktuan terpantau aman, warga tampak tertib meski awalnya dikhawatirkan bakal terjadi kericuhan.
Beda halnya dengan kondisi operasi pasar di halaman Masjid Agung Al-Hijrah, ratusan warga tampak menyemut di setiap sudut halaman masjid.
Mereka rela panas-panasan demi mendapatkan pasokan tabung gas. Benar saja, baru saja truk pengangkut gas tiba, warga setempat kompak berlarian mengeliling truk yang memuat ribuan tabung gas.
Kepada wartawan, Wali Kota Neni Moerniaeni mengaku informasi kelangkaan gas baru ia ketahui saat lawatannya ke Jakarta. Usai mendapat informasi itu ia langsung berkoordinasi dengan Manager Domgas MOR 6 Pertamina Balikpapan, Irto Ginting untuk menggelar operasi pasar.
Belum diketahui, apa penyebab kelangkaan elpiji 3 Kg ini. Namun, kelangkaan juga terjadi di beberapa kota tetangga, semisal Samarinda, Kutai Timur, dan Balikpapan. Neni menduga kelangkaan elpiji melon, lantaran dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, banyak warga mampu yang juga memakai elpiji melon untuk memasak di rumah, padahal elpiji berwarna hijau tersebut disubsisdi untuk warga miskin. Kedua, pemakaian elpiji melon meningkat saat perayaan Hari Raya Iduladha.
Disinggung apakah ada kemungkinan terjadi penimbunan yang dilakukan oleh pengecer, mantan legislator ini yakin tak ada yang melakukan hal tersebut. Pasalnya, dari sisi monitoring, ia sudah menginstruksikan langsung ke Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, dan Perdagangan, serta bantuan dari aparat kepolisian. “Tidak ada penimbunan, kalau memang ada pasti akan langsung ditindak,” ungkapnya.
Lebih lanjut Neni mengatakan, dalam waktu dekat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memanggil seluruh kepala daerah tingkat I maupu tingkat II untuk sosialiasi pengedalian elpiji 3 Kg. Ini dilakukan agar pemberian subsidi yang dilakukan lebih tepat sasaran. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: