BONTANG – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bontang Dasuki, secara resmi mengembalikan formulir penjaringan bakal calon wakil wali kota ke Sekretariat DPD II Golkar Bontang, Jumat (10/1). Tak sendiri, ia disertai beberapa paguyuban etnis yang menampilkan pertunjukan khas daerah masing-masing.
Kepada tim penjaringan, Dasuki menuturkan telah mempertimbangkan langkah ini secara mantap. Dia menyebut pengabdian itu merupakan sebuah pilihan. Landasan maju pun diperkuat dengan diperbolehkannya aparatur sipil negara (ASN) maju tanpa harus mundur dari jabatannya.
“Landasan saya hadir disini ialah diundang oleh Mahkamah Konstitusi. Bahwa seorang ASN boleh mendaftar. Punya hak politik dan keadilan,” kata Dasuki.
Namun, jika tidak dipilih oleh Partai Golkar sebagai pendamping petahana Neni Moerniaeni, Dasuki mengaku bakal kembali sebagai ASN. Salah satu bentuk kemantapannya masuk gerbong petahana dibuktikan dengan tidak mendaftar pada penjaringan parpol lain. “Kayaknya saya sudah jatuh cinta pada Golkar,” ucapnya.
Ia mengaku telah didukung 30 paguyuban dan komunitas seni. Diketahui, Ikatan Paguyuban Keluarga Tanah Jawi (Ikapakarti) mendukung penuh dirinya untuk maju dalam bursa kursi Bontang Dua. Terkait adanya indikasi calon lain dari paguyuban tersebut, ia menampiknya. “Paguyuban Nganjuk dan lainnya bisa menyatu. Ikapakarti solid. Wajar mereka menyorong saya untuk maju,” tutur dia.
Terkait memilih Neni sebagai calon pasangan, dikarenakan kesamaan untuk membangun Bontang menjadi smart city. Terlebih nantinya, Bontang bakal menjadi penyangga ibu kota negara. Oleh sebab itu, program smart government tidak bisa terelakkan lagi.
“Bontang nantinya menjadi lumbung energi nasional. Jadi SDM harus dipersiapkan dengan matang. Salah satu jalannya, yakni perusahaan harus turun untuk memberikan pendidikan vokasi,” sebut mantan kepala Dinas Pendidikan ini.

Satu bakal calon wakil wali kota lainnya, Joni Muslim, ikut mengembalikan formulir penjaringan selang beberapa menit. Ia mengaku telah mengerti tugas wakil wali kota, yakni mengawasi kinerja dari organisasi perangkat daerah. Penilaian bakal diberikan kepada wali kota terpilih nantinya, jika ia ditetapkan sebagai paslon oleh Partai Golkar. “Setelah dinilai artinya tugas sebagai wakil wali kota sudah dijalankan,” kata Joni.
Ia mengaku pada lima tahun lalu dilamar oleh Neni untuk menjadi pasangan dalam pilwali. Akan tetapi, saat itu ia mengukur diri dan menyatakan tidak siap. Tetapi, pria yang menjabat sebagai ketua DPD NasDem Bontang kali ini memilih untuk melamar petahana. Dikarenakan keberhasilan dia dalam memimpin Kota Bontang.
“Tidak perlu diragukan lagi. Semua program hampir terpenuhi. Mulai dari pemberian seragam sekolah gratis, pembangunan infrastruktur, hingga aspek pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Kepada tim relawannya, Joni memiliki target khusus. Yakni mengumpulkan massa berjumlah seribu sebelum jadwal pengembalian formulir dilakukan. Terkait jika tidak dipilih oleh Golkar, Joni menyerahkan keputusan akhirnya kepada pendukungnya. “Kalau Golkar mau menang pilih Joni,” pungkasnya.
Disamping itu, Joni juga mengaku tidak mengedepankan politik identitas. Menurutnya, Bontang
(*/ak/ind/k15/kpg)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda