Hobi orang berbeda-beda. Ada yang terbilang normal, ada pula yang unik. Terkadang seseorang memiliki hobi yang tidak biasa dari khalayak pada umumnya, sebagaimana yang dimiliki anggota komunitas Musang Lovers Samarinda yang disingkat M.U.L.E.S.
DEVI NILA SARI, Samarinda
Mendengar namanya, mungkin orang awam langsung salah paham dengan komunitas ini. Pasalnya nama komunitas ini mirip penyakit yang berhubungan dengan perut. Namun jangan salah paham dulu, M.U.L.E.S merupakan kepanjangan dari Musang Lovers Samarinda, komunitas pencinta musang.
Bagi banyak orang, musang dianggap mamalia jenis pemakan daging alias karnivora. Sehingga keberadaannya kerap dianggap menyeramkan lantaran dengan gigi-gigi tajamnya, musang dengan mudah dapat mengoyak mangsanya.
Namun tidak demikian dengan pendapat para anggota komunitas ini. Ketua M.U.L.E.S, Rudi Sunartono mengatakan, bahwa musang adalah hewan yang eksotis.
“Mungkin sepintas warga melihat musang adalah hama dan sering jadi buruan. Tapi sebenarnya tidak begitu. Mereka itu hewan yang memiliki pesona yang berbeda. Makanya, kami para pencinta musang memelihara untuk melestarikannya,” tutur Rudi.
Suami dari Rabiatul Adawiya ini mengungkapkan, komunitas M.U.L.E.S sejak 12 Juni 2013 silam. Awalnya hanya beranggotakan lima orang. Seiring perjalanan waktu, kini total keseluruhan anggota M.U.L.E.S mencapai 50 orang. Kata Rudi, jumlah anggota komunitas ini membuktikan ternyata cukup banyak warga Kota Tepian yang mencintai hewan tidak biasa ini.
Ditanya tentang kegiatan, Rudi menjawab, M.U.L.E.S cukup aktif tampil di beberapa kegiatan ekspo atau pameran binatang. Yang kerap diadakan di mal maupun konser musik.
Perihal asal kecintaannya pada musang, bapak dua anak ini menuturkan, secara pribadi mulai tertarik memelihara musang pada tahun 2015 silam. Rudi mengaku, pada dasarnya dia memang pencinta reptil. Lantaran menyadari musang merupakan hewan yang selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, membuat dirinya tertarik untuk memelihara hewan malam ini.
Kecintaan Rudi semakin bertambah ketika menemukan teman-teman yang memiliki hobi serupa. “Musang ini hewan yang awam untuk dipelihara. Di sisi lain kasihan juga, karena sering dimusuhi masyarakat. Saya rasa mungkin dari sana saya mulai tertarik memelihara musang,” ujarnya.
Mengenai perawatan musang, Rudi berkata bukanlah hal yang sulit. Malah ia menyebut lebih sulit merawat kucing jika dibandingkan musang. Sebab, jika perawatan kucing harus dilakukan dengan istimewa seperti membutuhkan hair drayer dan sebagainya, perawatan musang hanya perlu diberi makan dan dimandikan secara biasa.
Makanannya pun tidak perlu yang khusus. Cukup diberikan buah-buahan, susu dan daging rebus. Hanya saja, dia mengingatkan jangan sekali-kali memberi makan musang peliharaan dengan daging yang ada darahnya. Sebab, hal tersebut dapat menumbuhkan kembali naluri alam liar musang dan dapat berakibat fatal.
Hal yang tidak menyenangkan itu pun sempat dialami Rudi. Karena membiarkan musangnya keluyuran mencari makan sendiri, ia pun sempat hampir kehilangan tangannya.
“Pernah tangan saya digigit sampai berlubang, bahkan waktu itu sampai pingsan. Gara-gara musangnya habis makan tikus, makanya nalurinya kembali lagi,” ungkap dia.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya dalam memelihara hewan tidak biasa itu. Malahan hingga kini tercatat ada lima musang di bawah perawatannya.
Setelah dipelihara dan dirawat, dia berkata, musang tersebut akan dilepas ke alam liar. Karena tujuan awal komunitasnya memang untuk melestarikan hewan yang kerap diburu manusia itu. Prinsip ini selalu diterapkan komunitas M.U.L.E.S kepada setiap anggota baru.
Rudi berharap, seiring berjalannya waktu dan sosialisasi yang dilakukan komunitasnya, bisa mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap hewan tersebut. Sebab, seperti hewan lain pada umumnya, musang juga patut untuk diberdayakan.
“Makanya pas sosialisasi musang biasanya kami gendong dan dipakaikan baju menarik untuk mengubah stigma masyarakat. Agar masyarakat juga bisa melihat kalau musang juga lucu dan bisa dijadikan peliharaan,” pungkasnya. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post