DIREKSI PT BPR Bontang Sejahtera menargetkan perbaikan kinerja dan keuangan hingga akhir tahun ini. Agar tahun depan posisi keuangan grafiknya tidak naik-turun seperti sebelumnya. Hal itu dapat terjadi jika didukung oleh tambahan penyertaan modal.
“Cuma syaratnya jika ingin naik terus ya penyertaan modal. Tanpa modal berat untuk mencapai break event point (BEP),” kata Direktur Utama BPR Bontang Sejahtera Faisyal.
Jika tanpa modal maka BPR sangat bergantung pada pihak ketiga yakni dana masyarakat. Itu pun sifatnya tidak gratis. Berbeda dengan modal. Meskipun ada batasan pemberian kredit per nasabah.
Sesuai dengan regulasi pinjaman kredit jumlah maksimalnya ialah 20 persen dari modal. Artinya bila kondisi laba per September itu Rp 800 juta maka hanya dapat menyalurkan sekira Rp 150 juta.
“Imbasnya kenaikan laba menjadi sedikit,” ucapnya.
Selain itu, bila penyertaan modal tidak dilakukan tahun depan maka akan terganjal ketentuan OJK. Mengingat, rasio kecukupan modal (CAR) harus mencapai 12 persen. Tanpa penyertaan modal maka CAR mengalami penurunan secara terus-menerus.
“Komponen CAR itu salah satunya dari modal. Itu bisa kena pengawasan khusus oleh OJK jika CAR turun,” ujar Faisyal.
Ia menuturkan peneyrtaan modal baru bisa dilakukan setelah Perda pembentukan BPR disahkan. Disusul dengan pengesahan Perda penyertaan modal. Diprediksi itu baru rampung Maret hingga Juni.
“Karena harus ada kajian akademik mengenai ini,” paparnya.
Terakhir, modal yang dikucurkan pada akhir 2018 sejumlah Rp 850 juta. Besaran itu ditambah saat awal 2019 senilai Rp 500 juta. Adapun target dari sasaran kredit tahun depan ialah kontraktor yang memenangkan tender di salah satu perusahaan. Namun, ini terkendala dengan batasan maksimal pinjaman kredit tersebut.
“Biasanya kalau tender penunjukan langsung itu berkisar 200 sampai 300 juta rupiah. Jadi ini tidak masuk. Makanya butuh penyertaan modal,” pungkasnya. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post