GARA-gara batas encleve dengan Taman Nasional Kutai (TNK) tak kunjung jelas, Kecamatan Teluk Pandan menjadi korban. Salah satunya pembangunan Puskesmas permanen. Awalnya Teluk Pandan menjadi target pembangunan Puskesmas Modern, karena status tanah belum jelas terpaksa dialihkan ke kecamatan lain.
“Seharusnya kami sudah punya Puskesmas modern. Tetapi karena status belum jelas (encleve atau TNK,red), terpaksa jatah kami dialihkan. Padahal, Puskesmas itu sangat kami butuhkan,” ujar Camat Amir.
Dirinya berharap, Teluk Pandan kembali mendapat giliran pembangunan Puskesmas di tahun 2017 ini. Karena setahunya, semua kebutuhan masyarakat yang mendasar seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, dan sejenisnya bisa dibangun di lahan TNK. Terlebih, saat ini status dua kecamatan yakni Sangatta Selatan dan Teluk Pandan semakin jelas.
“Kami sangat berharap sekali bisa dibangunkan Puskesmas di tahun ini. Sehingga, kami bisa merasakan dan menikmati pembangunan yang beberapa tahun terhenti,” harapnya.
Tidak hanya Puskesmas, dirinya juga berharap pembangunan jalan diutamakan. Karena diketahui, hampir semua jalan maupun gang masih terlihat buruk. Sehingga, diperlukan perhatian khusus dari Pemkab Kutim.
“Jalan masih buruk. Kami minta jalan menjadi perhatian utama juga. Tetapi Alhamdulillah, tahun ini sudah mulai dikerjakan. Setahu saya, sekitar Rp 30 miliar untuk pembangunan jalan. Mudahan saja, seterusnya semua kebutuhan masyarakat terbangun di kecamatan perbatasan ini,” katanya.
Selain itu, senada dengan Camat Karangan, Amir, juga kebutuhan pertanian dan perkebunan. Seperti halnya bibit, pupuk hingga alat pertanian. Tak kalah penting ialah irigasi. Semua itu diperlukan untuk memperlancar aktifitas dalam bertani.
“Ini semua untuk kemajuan petani di Teluk Pandan. Sehingga, hasil pertaniannya meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kutim khususnya warga Teluk Pandan,” katanya.
Sangsel Minta Masjid ‘Megah’
Sangatta Selatan masih minim pembangunan. Salah satunya tempat ibadah berupa masjid yang laik bagi masyarakat. Dikatakan Kepala Dusun, Sangatta Selatan, Khairuddin, masjid yang berada di Sangatta Selatan, belum sepenuhnya tersentuh oleh pembangunan.
Contohnya masjid Atta’wa Desa Sangatta Selatan. Masjid tersebut sudah 45 tahun belum direnovasi. Berdasarkan hal itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk membuatkan masjid megah bagi masyarakat.
“Jadi hampir semua masjid di Sangatta Selatan masih asli semua. Belum pernah direnovasi. Seperti masjid Attaubah, dan Atta’wa,” ujar Khairuddin yang juga dibenarkan oleh Camat Sangatta Selatan, Hasdiah.
Permintaan tersebut cukup beralasan. Selain belum pernah disentuh oleh pembangunan, masjid yang megah dapat memancing masyarakat agar rajin shalat berjamaah. Tentunya, pada saat menjalankan ibadah dapat nyaman dan khusuk.
“Dengan begitu, masjid jadi ramai. Jamaah juga nyaman dan khusuk. Jika demikian, masyarakat akan berbondong-bondong pergi ke masjid. Mudahan saja, mimpi kami itu bisa dikabulkan oleh pemerintah,” harapnya.
Selain masjid, yang paling ditekankan oleh Camat dan Kadus ialah jembatan pengubung Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Jembatan tersebut dipilih lantaran dianggap perlu untuk memperlancar roda perekonomian. Terlebih, Sangata Selatan merupakan sentral ikan, sayuran dan kebutuhan pokok lainnya.
“Mudahan saja jembatan bisa secepatnya di bangun. Kami sangat mengharapkan hal itu. Kalau seperti normalisasi sungai, semenisasi Alhamdulillah mulai dikerjakan. Tinggal jembatan, masjid, dan SMA Sangatta Selatan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Bupati Kutim, Ismunandar, berjanji akan memenuhi semua permintaan warga. Baik masjid, sekolah maupun jalan. Bahkan, pihaknya berencana membangun stadion mini di areal lapangan bola Garuda.
“Akan kami upayakan semua. Seperti masjid. Karena ini akan membuat masyarakat rajib beribadah di masjid. Jadi kami minta bersabar saja. Yang jelas, secara bertahap kami akan bangun,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: