SAMARINDA – Politik santun, begitulah yang tampak dalam debat kandidat Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kaltim putaran pertama, Rabu (25/4) malam kemarin. Menariknya pada acara yang ditayangkan Metro TV tersebut, masing-masing pasangan calon (paslon) bukan sekadar berbalas kritik. Melainkan juga mewarnainya dengan kalimat-kalimat candaan.
Dari pantauan Metro Samarinda, debat bertema “Isu Strategis Pembangunan Daerah” ini nyaris tak menunjukkan ketegangan. Jauh berbeda dengan debat publik di daerah lainnya yang penuh aksi saling kritik dan sindir program pembangunan.
Debat antara paslon nomor urut 2, Syaharie Ja’ang dan Awang Ferdian Hidayat (JADI) dan paslon nomor urut 4, Rusmadi dan Safaruddin (RASA) salah satunya. Kesempatan tanya jawab yang dibuka pemandu acara Andini Effendi untuk cawagub Awang Ferdian dan Safaruddin membuat para penonton tersenyum. Pasalnya aksi saling kritik di antara kedua cawagub itu banyak diisi dengan kalimat candaan.
Misalnya, saat sama-sama tampil ke depan, Awang Ferdian dan Safaruddin satu suara melontarkan kata “merdeka”. Sontak hal itu mengundang gelak tawa para penonton. Sebagai mantan politisi PDI Perjuangan, Awang Ferdian memang selalu lekat dengan kata “merdeka”.
Kondisi serupa juga terjadi pada paslon lainnya yaitu antara cawagub nomor urut 1, Rizal Effendi dan cawagub nomor urut 3, Hadi Mulyadi. Saat diminta memaparkan masalah indeks kesejahteraan masyarakat, kedua paslon lebih banyak saling memberikan masukan.
Yang tak kalah unik, hampir semua cagub dan cawagub saling melakukan cium pipi kanan dan kiri (cipika-cipiki) usai saling melontarkan pertanyaan dan kritikan terhadap program kerja masing-masing. Seakan-akan hendak menunjukan kedewasaan berpolitik di antara paslon yang harmonis dan santun.
Hal itu diperkuat saat pemandu acara meminta tanggapan dari para paslon apa yang akan mereka lakukan jika tidak terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim nantinya. Secara umum, para paslon mengaku legawa menerima jika belum mendapatkan amanat dari masyarakat di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018.
Cagub Kaltim Andi Sofyan Hasdam misalnya, mengaku jika tidak terpilih sebagai gubernur ingin kembali menjadi seorang dokter spesialis. Selain itu dia juga berkeinginan tetap mengabdikan diri dalam membesarkan Partai Golkar. Menurutnya, dirinya besar dan dikenal seperti saat ini tak lepas dari Partai Golkar.
“Kalau memang tidak menang, saya mau jadi dokter spesialis saja lagi dan mengabdikan diri untuk membesarkan Partai Golkar,” ucap Sofyan.
Sementara pasangannya Rizal Effendi mengaku, dirinya akan kembali mengabdikan diri sebagai Wali Kota Balikpapan jika nanti kalah di Pilgub Kaltim. Pada akhir kepemimpinan nantinya, dia ingin berbuat yang terbaik buat Kota Minyak dan pembangunan Kaltim.
Senada dengan itu, Cagub Kaltim Syaharie Ja’ang juga memilih untuk fokus membangun Samarinda bila gagal jadi gubernur. Sebagai Wali Kota Samarinda, ia berkeinginan menyelesaikan berbagai masalah pembangunan di Kota Tepian, salah satunya masalah banjir.
“Saya akan berupaya kembali membangun Samarinda. Saya ingin ke depan pembangunan masyarakat bisa ditingkatkan lagi,” tutur Jaang.
Begitu pun dengan pasangannya, Awang Ferdian. Dia mengaku dengan berbagai kebijakan dan kesempatan lain, dirinya akan tetap berusaha membangun Kaltim. “Walau tidak jadi wakil gubernur, saya akan tetap berusaha membangun Kaltim,” kata Ferdian.
Sementara itu, Cagub Kaltim Isran Noor berucap, ketika misalnya dirinya terpilih sebagai gubernur, maka dirinya akan menyampaikan ucapan duka cita. Sebab dirinya akan mendapatkan beban tanggung jawab yang besar dari masyarakat dan Allah. Sebaliknya jika tidak terpilih, maka dirinya akan menyampaikan rasa syukur. “Kalau belum jadi gubernur, artinya Allah tidak ingin menambah beban saya,” sebut Isran.
Adapun wakilnya, Hadi Mulyadi mengaku, menjadi gubernur dan wakil gubernur hanya salah satu jalan untuk membangun Kaltim. Baginya, terpilih atau tidak, dirinya akan selalu mengabdi henti dan mengabdi tanpa batas bagi masyarakat. “Kalau tidak terpilih, saya akan kembali menjadi seorang akademisi, dosen,” terang Hadi.
Sama seperti Hadi Mulyadi, Cagub Kaltim Rusmadi juga mengaku, dirinya akan memilih kembali menjadi seorang akademisi bila memang belum diberikan amanah sebagai gubernur. Menurutnya pengabdian tidak harus dengan menjadi gubernur. “Apapun akan saya lakukan untuk membangun Kaltim. saya bisa menjadi dosen,” jelas Rusmadi.
Sedangkan Cawagub Kaltim, Safaruddin mengaku, gagal atau tidaknya dirinya di pilgub adalah bagian dari amanah. Apapun nanti pekerjaan yang ia tekuni jika tidak menjadi wakil gubernur, namun yang pasti dirinya akan selalu mendoakan yang terbaik bagi Kaltim. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post