SAMARINDA – Warga Jalan KS Tubun, Gang Jabal Noor 2, RT 10, Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, dibuat terkejut oleh amblasnya tanah yang menimpa salah satu rumah warga, Rabu (14/11) lalu. Tak pelak, keadaan tersebut membuat warga khawatir akan terjadinya bencana alam yang lebih serius.
B Suyatno, warga setempat yang menjadi saksi mata kejadian tersebut mengatakan, saat kejadian ia tengah tertidur. Ia terbangun usai mendengar gemuruh tanah dan suara erangan kucing. Ketika dicek, ternyata bukit yang berada di belakang rumahnya amblas dan hampir menimpa kediamannya.
“Kejadiannya Rabu sore, sekira pukul 17.00 Wita. Ketika saya lihat dinding rumah belakang sudah jebol,” tutur dia, Kamis (15/11) kemarin.
Suyatno mengakui, bukit yang berada di belakang rumahnya tersebut terbentuk dari tanah urukan. Sehingga, struktur tanah memang agak lembek dan mudah runtuh.
Namun selama ini keadaan aman-aman saja karena tanah tersebut telah dipugar dengan semen. Selain itu, di bawah tanah tersebut sudah tersedia turap dari kayu ulin untuk menopang tanah.
Suyatno menduga, kemungkinan karena dilanda hujan terus-menerus selama beberapa hari terakhir membuat bahan turap yang telah lapuk tak lagi mampu menyangga beban tanah. Sehingga penurunan tanah pun tak terhindarkan. “Maklum saja. Turapnya sudah dari tahun 1974 jadi wajar kalau sudah lapuk,” tutur dia.
Selain itu, sambung Suyatno, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda juga telah datang meninjau keadaan tersebut. Dan menganjurkan keluarganya untuk mengungsi sementara. Mengingat Kota Tepian sedang memasuki musim hujan dan dikhawatirkan terjadi retakan tanah susulan.
“Kami akan mengungsi ke rumah keluarga terdekat. Untuk sementara tanah yang amblas tersebut ditutup menggunakan terpal sebagai tindakan antisipsai agar tidak semakin parah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Tanggap Darurat dan Antisipasi BPBD Samarinda, M Anwar mengatakan, saat ini pergeseran tanah tersebut dalam penanganan sementara dan dilakukan penurapan. “Tapi untuk masalah itu nanti akan dibicarakan lebih lanjut dengan jajaran RT maupun lurah dan kecamatan setempat,” kata dia.
Anwar mengakui, pergeseran tanah di kawasan tersebut memang bukan yang pertama. Kejadian ini merupakan yang kedua kali. “Saat ini pemasangan alat deteksi longsor di Jalan KS Tubun belum bisa saya pastikan,” tegasnnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post