“Kami dituduh mendapat bayaran per anak dari setiap vaksin, padahal tidak ada sama sekali. Untuk keliling ke setiap sekolah saja kami menggunakan anggaran pribadi,”
Fatimah Staf Surveilans Imunisasi Wabah Bencana Diskes-KB
BONTANG – Viralnya postingan keluhan orang tua murid terkait dugaan paksaan saat pemberian vaksin measles dan rubela (MR) di SDN 005 Bontang Utara, rupanya merambat kemana-mana. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang pun ikut “diserang” netizen yang kadung emosi.
Dari kolom komentar postingan milik akun Yulinya Hamid di facebook, beberapa warganet menuding Diskes-KB menerima “persenan” jika berhasil memvaksin siswa. “Proyek dokter setiap sekolah yang menerima vaksin kan paling enggak dapat (logo persen) tinggal dikalikan berapa murid saja,” cetus salah satu akun.
Merasa terganggu dengan tudingan tersebut, pihak Diskes-KB buka suara. Mereka membantah jika sekolah dan Diskes-KB mendapat keuntungan dari aktivitas memvaksin siswa.“Kami dituduh mendapat bayaran per anak dari setiap vaksin, padahal tidak ada sama sekali. Untuk keliling ke setiap sekolah saja kami menggunakan anggaran pribadi,” kata Staf Surveilans Imunisasi Wabah Bencana Diskes-KB Bontang, Fatimah.
Ditambahkan Plt Kepala Diskes-KB Bontang Bahauddin, kenyataan di lapangan dengan apa yang diviralkan salah satu orang tua murid di media sosial sangat jauh berbeda. Kata Bahauddin, saat orang tua murid sedang diberikan sosialisasi, beberapa di antaranya ada yang meminta vaksin segera dilakukan. “Makanya, anak-anak pun diminta baris, tetapi para wali murid masih tetap ikut sosialisasi,” ujar Bahauddin.
Soal kegaduhan di sekolah, Bahauddin mengaku tidak ada kegaduhan. Karena yang menolak hanya salah satu wali murid. Ketika Diskes Bontang dituduh bekerja sama dengan pihak sekolah, hal itu dibenarkan Bahauddin. Karena melalui program nasional ini, pihaknya tak bisa bekerja sendiri. “Kami tentu perlu berkolaborasi menjalankan program pemerintah, makanya kami bekerja sama dengan pihak sekolah,” beber dia.
Namun demikian lanjut Bahauddin, dengan adanya postingan di media sosial yang viral, dan menyebut pihak sekolah serta Diskes menjebak wali murid, maka banyak orang tua murid lainnya yang terpengaruh. Sementara, program imunisasi harus tetap dijalankan. “Karena kami bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat Bontang,” ujarnya.
Semua tuduhan yang dilayangkan kepada petugas kesehatan pun, dikatakan Bahauddin dan Fatima sebagai pelecut semangat. Pihaknya tak akan menanggapi dan tetap menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya (tupoksi). Diharapkan, orang tua yang belum paham terbuka pikirannya. “Karena kami ini mengajak untuk kesehatan jangka panjang anak-anak Indonesia,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post