BONTANG – Perang melawan difteri terus digalakkan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran prioritas Diskes-KB dalam melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) selektif atau vaksinasi massal pada sekolah-sekolah dasar (SD) yang capaian imunisasinya rendah atau ditemukan suspect difteri.
Kamis (8/2) kemarin, Diskes-KB kembali melaksanakan imunisasi massal di SDIT Yabis, Jalan Brigjend Katamso, Kelurahan Belimbing. Vaksinasi massal kali ini menyasar seluruh murid dari kelas 1-6, para guru, serta seluruh karyawan dan pekerja di lingkungan SDIT Yabis. Total sasaran vaksinnya kurang lebih 800 sasaran. Karena jumlah sasarannya yang cukup banyak, sehingga penanganannya tidak hanya dilakukan oleh Puskesmas Bontang Barat saja, tetapi juga melibatkan sumber daya manusia (SDM) dari Diskes-KB, tim dari puskesmas se-Kota Bontang, serta turut dibantu oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Bontang.
“Vaksinasi yang kami lakukan ini sifatnya bertahap. Saat ini kami masih mengutamakan untuk usia anak-anak dulu serta yang kontak dengan suspek karena jumlah vaksin kami masih terbatas,” ujar dr Fatimah, Kepala Puskesmas Bontang Barat.
Kata dr Fatimah, alasan diutamakannya usia anak-anak yaitu, karena di usia mereka masih rentan terkena penyakit.
Pelaksanaan vaksinasi massal ini juga dilakukan lantaran sebelumnya ada salah satu murid terduga suspect difteri. Usai ada kejadian tersebut, Puskesmas Bontang Barat langsung bergerak cepat untuk melakukan pencegahan penularan dengan cara memberikan sosialisasi sekaligus pemberian obat erythromycin kepada orang-orang yang terpapar langsung atau melakukan kontak dengan penderita. Seperti keluarga, teman sekelas, teman mengaji, pengajar, Obat tersebut harus dikonsumsi selama seminggu. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran dan penularan difteri lebih luas lagi.
“Alhamdulillah dari pihak sekolah dan orang tua murid juga kooperatif. Jadi kami sangat terbantu, kami juga menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan cermat dalam melihat gejala difteri. Selalu terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), cuci tangan memakai sabun, konsumsi gizi seimbang, jaga kebersihan diri dan lingkungan, melaksanakan imunisasi lengkap sesuai usia, menggunakan masker bila perlu (seperti pada tempat keramaian atau pada saat batuk dan flu), serta menghindari bepergian pada daerah KLB.” tukasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDIT Yabis, Fauzi, menyambut baik adanya vaksinasi massal di sekolah yang dia pimpin tersebut. Pasalnya menurut dia, ini merupakan langkah antisipasi yang paling efektif dalam mencegah terjadinya penularan difteri. Untuk itu, dia mengucapkan terima kasih kepada Diskes-KB, puskesmas, dan semua unsur yang telah melaksanakan pencegahan di SDIT Yabis.
Fauzi menyebut, sebelum adanya vaksinasi massal ini beberapa orang tua sempat cemas karena untuk mendapatkan vaksin tersebut cukup sulit. Bahkan karena takut tak mendapatkan vaksin, beberapa orang tua pun akhirnya melakukan vaksin secara mandiri meskipun terkadang stok di rumah sakit juga terbatas.
“Sekarang para orang tua sudah lebih tenang setelah anaknya divaksin,” terangnya.
Fauzi berharap, upaya yang dilakukan SDIT Yabis dan Diskes-KB ini bisa membuahkan hasil sehingga kedepan penyebaran difteri bisa semakin diminimalisir. (bbg/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: