BONTANG – Pasca gagal panennya beberapa kelompok tani akibat banjir, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) menyatakan siap mengulurkan tangannya. Namun, Kepala DKP3 Aji Erlynawati belum bisa memberikan bantuan dalam waktu singkat.
Pasalnya, bibit yang diminta oleh para petani bersumber dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN). Hingga saat ini dana tersebut belum ada kunjung kabarnya.
“Bibit bersumber dari APBN, tetapi belum ada,” kata dia saat memaparkan dalam rapat dengar pendapat yang difasilitasi oleh Komisi III DPRD, Selasa (6/3) lalu.
Kendati demikian, ia telah menyiapkan pos anggaran di APBD Perubahan nanti. Nomenklaturnya berbunyi bantuan sarana produksi pertanian. Adapun bantuan yang dapat diberikan dalam waktu singkat ialah bibit cabai. Mengingat, tahun ini kota Bontang mendapat bantuan pengembangan cabai besar dari dana Tugas Pembantuan APBN Provinsi Kaltim seluas 10 hektar. Namun petani yang terkena musibah banjir tidak semua menanam cabai sehingga perlu penganggaran dari APBD.
“Bantuan lainnya bisa dialokasikan di anggaran perubahan,” tuturnya.
Sementara itu, Kasi Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DKP3) Debora Kristiani mengatakan, telah melakukan identifikasi sehubungan kebutuhan sarana produksi pertanian yang dibutuhkan oleh kelompok tani. Meliputi benih tanaman, pupuk, pestisida, serta mulsa.
“Benihnya macam-macam sesuai kebutuhan petani yang akan mereka tanam nanti,” kata Debora.
Ia membenarkan kalau penganggaran pemberian bantuan masuk dalam APBD Perubahan di tahun ini. Selanjutnya, dalam proses pembahasan anggaran bakal dikawal oleh Komisi III dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD.
Berkenaan dengan bantuan pemberian bibit cabai, Debora berujar kota Bontang sudah mendapat alokasi bantuan cabai dari APBN sejak tahun 2016. Dikarenakan ada beberapa kelompok tani yang mengalami musibah sehingga prioritas diberikan kepada mereka.
Terdapat delapan kelompok yang terkena imbas dari dampak banjir akhir tahun silam. Diantaranya, kelompok tani Putri Satu (Api-Api), Sejahtera (Gunung Telihan), Suka Makmur (Bontang Kuala), Bangkit Mandiri (Api-Api), Karya Manunggal (Gunung Elai), Bersama (Bontang Lestari), Sabar Menanti (Bontang Lestari), dan Subur Baru (Bontang Lestari). Kebanyakan dari delapan kelompok tani tersebut ialah penanam tumbuhan jenis hortikultura.
Sehubungan dengan usulan Komisi III DPRD untuk duduk bersama dengan forum CSR, Debora mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Namun, ia berharap yang menjadi inisiator ialah dari legislator. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: