BONTANG – Empat guru SMK Yayasan Pendidikan Terusan Kaltim (YPTK) Rigomasi mengaku diberhentikan secara sepihak oleh pihak pengelola yayasan. Pemberhentian yang berbuntut pada pengaduan ke Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTK-PTSP) itu terjadi pada Oktober lalu.
Firmansyah Usman, salah satu guru yang diberhentikan menuturkan, sebelum dirinya diberhentikan sepihak, guru yang sudah mengajar sejak tahun 1999 itu terlebih dahulu diturunkan statusnya menjadi tenaga honor. Namun tanpa alasan yang jelas dan mendasar, tiba-tiba dirinya bersama tiga temannya yang lain pun langsung diberhentikan.
“Sampai saat ini kami juga tidak tahu apa penyebab kami dipecat. Seharusnya kan kalau diberhentikan, sebelumnya harus ada SP (Surat Peringatan, Red.) satu, dua, dan tiga. Kami tidak pernah merasa diberi SP kok,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai Humas Rigomasi tersebut, Rabu (13/12) kemarin.
Atas kejadian ini, dia dan ketiga guru yang lainnya pun menuntut adanya pemberian uang pesangon, uang semester yang belum terbayar, dan uang jasa mengajar terhitung sejak 1999-2017.
Hal senada juga diutarakan Supriyadi. Dikatakannya, guru yang dihonorkan secara sepihak berjumlah 11 orang. Namun pasca diturunkan, dua di antaranya memilih mengundurkan diri. Sementara 4 lainnya tak lama berselang langsung diberhentikan sepihak.
“Kami sudah mengadu ke Disnaker (DPMTK-PTSP, Red.). Tapi sudah dua kali mediasi belum ada hasil. Ini katanya mau ada mediasi lagi yang ketiga,” terangnya.
Supriyadi berujar, pemecatan sepihak tersebut juga tidak sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama. Di mana, jika merasa dinilai bermasalah ataupun memiliki kinerja buruk, maka prosedurnya adalah memberikan surat teguran terlebih dahulu. Jika memang dirasa tidak ada perubahan setelah mendapatkan SP ke dua, baru bisa dilakukan pemberhentian.
“Kalau sudah diberhentikan seperti ini, mau kerja apa kami. Yang lebih parahnya, kami juga dilarang masuk ke areal sekolah. Kami diperlakukan seperti teroris saja,” sebutnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Yayasan YPTK Rigomasi Bangar Martin Siagian memilih enggan menanggapi pernyataan dari para guru tersebut. “Saya no comment,” jawabnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: