BONTANG – Transportasi guru menjadi kendala bagi mereka yang mengajar di pulau pesisir. Pasalnya, tenaga pendidik itu harus merogoh kocek untuk menyewa kapal sebagai sarana transportasi menuju ke sekolah.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Saparudin mengatakan, salah satu opsi yang dapat dilakukan ialah menaikkan besaran bantuan operasional sekolah (BOS) daerah. “Ini masih kami hitung terlebih dahulu,” kata Saparudin.
Diketahui, untuk BOS daerah sudah ada perbedaan antara sekolah di pulau pesisir dan pusat kota. Sekolah di pulau pesisir satu siswa memperoleh Rp 2,5 juta per tahun. Sementara jenjang sekolah dasar di pusat kota mendapatkan Rp 600 ribu tiap siswa dalam satu tahun.
“Permasalahannya ialah dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) ini rumusannya memakai perkalian jumlah siswa. Sementara SD 015 Selangan itu total siswa sangat minim. Jadi, yang didapatkan pun sedikit,” ucapnya. Nantinya, diharapkan terjadi perbedaan untuk sekolah dengan kondisi demikian. Hal tersebut tertuang dalam perubahan regulasi.
Menurut Saparudin, alasan untuk meningkatkan BOS daripada insentif ialah peruntukannya. Sebab, insentif arahnya ke pendapatan tenaga pengajar secara individu. Sementara untuk BOS daerah merujuk ke lembaga.
“Kalau operasional sekolah itu dinaikkan, beban yang selama ini terjadi pasti tidak menjadi masalah,” tutur dia. Sekolah di pulau pesisir pun mendapatkan dana BOS nasional. Jumlahnya Rp 800 ribu dikalikan jumlah siswa per tahun.
Selain dana operasional sekolah, Disdikbud mewacanakan pengadaan dua kapal. Masing-masing untuk sarana transportasi guru di SD 015 dan SD 016. Sementara SD 011 Bontang Utara telah memiliki satu kapal dari pengadaan pemkot sebelumnya.
“Ini juga masih kami hitung. Jika harga kapal Rp 100 juta ke bawah, akan langsung kami belikan dua unit tahun depan. Namun, kalau di atas itu, pengadaan secara bertahap,” sebutnya.
Sarana transportasi ini lengkap dengan bagian pelindung atas penumpang supaya tenaga pengajar tidak kehujanan dan kepanasan saat berlayar. “Saat ini statusnya sekolah yang menyewa kapal untuk gurunya,” terangnya.
Di samping itu, Disdikbud berencana membeli empat genset. Diperuntukkan bagi sekolah di pulau pesisir.
Hal ini karena setiap siang pasokan listrik tidak mengalir ke sekolah. Akibatnya, guru tidak dapat menggunakan sarana penunjang dalam kegiatan belajar-mengajar.
“Menurut kami, genset berdaya 2.200 watt cukup untuk satu sekolah. Karena kalau terlalu besar dayanya, operasional sekolah otomatis membengkak,” papar pria yang juga ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Bontang itu.
Jadi, BOS daerah nanti tinggal mencukupi operasional untuk pembelian bahan bakar minyak, baik sarana transportasi maupun genset. (*/ak/kri/k16/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post