BONTANG – Harga sayur-mayur di pasar sementara Rawa Indah mulai meroket. Seperti kubis, labu siam, dan sawi putih mengalami kenaikan harga sejak empat hari lalu. Salah satu pedagang Randi mengatakan, harga kubis yang pekan lalu berkisar Rp 10 ribu kini menjadi Rp 18 ribu per kilogramnya.
“Kol (kubis, red.) yang paling naik harganya. Biasanya paling mentok Rp 12 ribu kini menjadi Rp 18 ribu,” kata Randi, kepada Bontang Post, Sabtu (6/10) kemarin.
Begitu pula dengan harga labu siam, sebelumnya Randi mengaku menjual per kilogramnya Rp 6 ribu. Kini buah yang hampir menyerupai alpukat ini dijual dengan harga dua kali lipat, Rp 12 ribu. Sementara, untuk sawi putih pun juga mengalami perubahan harga. Dari Rp 15 ribu menjadi Rp 18 ribu untuk tiap kilogramnya.
Randi menyebut, kenaikan harga ini dipicu distributor yang tidak mengirimkan barang pesanan. Para pedagang mengaku mengambil ketiga komoditas pangan itu dari Palu, Sulawesi Tengah. Seperti diketahui, Palu menjadi salah satu daerah yang terkena musibah tsunami, beberapa waktu lalu.
“Para pedagang untuk kubis, labu siam, dan sawi putih mengambil dari Palu. Sementara saat ini dari daerah tersebut tidak ada kiriman,” tuturnya.
Dikatakannya, kondisi ini membuat beberapa daerah pemasok seperti Surabaya dan Makassar mengambil kesempatan. Dengan cara menaikkan harga, mengingat pesaingnya tidak mengirimkan barang.
Randi pun mengakui kualitas barang dari kedua daerah tersebut sangat baik, jika dibandingkan dari Palu. Namun, kebanyakan para pembeli memilih harga murah sebagai prioritas utama sebelum melakukan transaksi. “Kualitas barang dari Surabaya dan Makassar paling bagus, tetapi biasanya pembeli mencari yang murah,” ungkapnya.
Kenaikan harga ini rupanya tidak mengurangi minat konsumen. Randi menuturkan para pelanggannya tetap membeli kendati terjadi kenaikan harga. “Rata-rata pelanggan saya yang memiliki warung makan. Jadi walaupun kaget, tetap membeli,” ujarnya.
Sementara Paini salah satu warga yang kedapatan membeli labu siam mengatakan, kenaikan ini sangat memberatkan usahanya yang berjualan sayur dan lauk. Ia berharap kenaikan ini tak berangsur lama, sehingga tidak menganggu laba dari berjualannya. “Semoga cepat ada solusi sehingga harganya kembali turun,” pungkas Paini. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post