Setiap orang pasti memiliki kegemaran atau hobi. Namun, hanya sedikit orang yang mampu mengelola hobinya sehingga mampu menghasilkan keuntungan. Siswo merupakan satu dari sedikit orang tersebut.
Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang
PRIA yang sudah berambut putih ini masih tetap terlihat semangat di usianya yang ke-64. Sejak 1984, Siswo sudah menempati rumah yang kini disulap menjadi tempatnya berdagang segala jenis perlengkapan bertani dan rumah tangga. Usaha yang diberi nama UD Tani ini memang berawal dari kegemaran Siswo untuk berkebun. Hal tersebut pun mulai tampak saat Siswo masih tinggal di camp saat menjadi karyawan Pupuk Kaltim. “Di antara hobi teman-teman saya yang lain, saya malah memilih membuat kolam dan berkebun di sekitar camp,” ujar Siswo.
Berbekal hobinya itulah, perlahan dia mulai menjual aneka macam tumbuhan yang tumbuh di sekitar Bontang saat itu. Nyaris tanpa modal, Siswo nekat membuka usaha tersebut dan membeli tanah di Jalan Ahmad Yani yang hingga kini masih ditempatinya. Rupanya, keputusan Siswo membeli tanah tersebut membuat beberapa rekannya kaget. “Mereka sampai bilang, kok mau beli tanah disini. Soalnya waktu itu sepi sekali, baru ada beberapa rumah,” kata pensiunan Pupuk Kaltim ini.
Untuk mendapatkan tanah tersebut, dirinya pun rela mengeluarkan tabungannya yang sudah disimpannya sejak sebelum hijrah ke Kota Taman. Bahkan, pria asal Demak Jawa Tengah ini pun mengaku masih kekurangan dalam membeli tanah ini. “Waktu itu saya masih digaji sekitar Rp 120 ribu, harga tanahnya Rp 4,5 juta. Jadi masih saya cicil-cicil juga,” ujar Siswo.
Usai menjual berbagai tumbuhan, Siswo kemudian berpikir untuk turut menjual polibag. Namun, karena harga polibag yang kala itu masih tinggi, dia mencoba mencari cara menggunakan plastik yang diberi lubang. Tampaknya memang terlihat berhasil. Namun beberapa hari kemudian, plastik yang digunakan sebagai pengganti polibag itu pun hancur. Rupanya, bahan plastik tersebut masih kurang kuat sebagai pengganti polibag.
Tak hanya berhenti di polibag saja. Siswo berpikir, di mana ada tanaman, pasti memerlukan pupuk. Oleh karena itu, dirinya pun mulai ikut menjadi penjual pupuk. Pun hal-hal baru mulai bermunculan seiring kebutuhan melakukan penanaman atau perawatan terhadap tanaman. Hal tersebut terus dilakukannya hingga saat ini. “Semua yang saya jual ini ya dari apa yang saya lihat, saya butuhkan, saya jual. Begitu terus,” jelas bapak tiga anak ini.
Bagi Siswo, hal tersebut ibarat air mengalir. Mengikuti saja arusnya hingga sampai ke tujuan. Usaha yang didirikan dan dicapainya saat ini menurutnya adalah keberuntungan dan pemberian dari Yang Maha Kuasa. Selama menjalankan usahanya, tak sedikitpun gerutan lelah tampak dalam wajahnya. Justru, Siswo mengaku sangat menikmati usaha yang digelutinya selama lebih dari 30 tahun ini. “Karena dari hobi, jadi saya senang menjalaninya,” ungkap suami dari Asmahah ini.
Setiap melakukan usaha, jatuh bangun selalu dirasakan oleh setiap pengusaha. Namun, Siswo lebih memilih untuk tak menceritakan lebih dalam bagaimana pahitnya menjalankan usaha ini. Dirinya pun mengungkap, di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu, usahanya masih mampu berdiri kokoh dan stabil. “Alhamdulillah, itu yang saya syukuri. Karena sektor pertanian justru naik pamor saat sektor industri sedang lesu seperti ini,” ujarnya.
Meski usahanya sudah maju pesat, Siswo tetap tak jumawa. Penampilannya yang sederhana menampakkan kerendahan hatinya. Hal itu juga terungkap saat ditanya besar omset yang didapatkannya. Dirinya pun memilih tersenyum. “Yang penting cukup untuk keluarga dan anggota di sini,” katanya sembari tersenyum.
Hal tersebut pun mengingatkannya kembali tujuan awalnya membuka usaha UD Tani, tiga dekade lalu. Di tengah kondisi masih merintis, Siswo harus memikirkan bagaimana caranya agar bertahan hidup menghidupi diri sendiri, keluarga, anggota, dan ikut membantu keluarga di kampung halamannya. “Saya bekerja ini tujuannya mengabdi kok, memberikan apa yang saya bisa dan mampu untuk orang lain,” jelas Siswo.
Di umurnya yang senja, tidak banyak yang ingin dicapai Siswo. Selain sudah memberangkatkan dirinya dan istrinya pergi berhaji, dirinya hanya ingin usahanya tetap berkembang. Anaknya pun sudah beberapa kali diajak melihat pekerjaan dan usaha bapaknya, sembari berharap ada yang bisa meneruskannya di kemudian hari nanti. Namun, itu bukan jadi tujuan utama. Dia berharap, usahanya ini menjadi ladang ibadah yang dapat dihitung kelak di kemudian hari. “Jadi tempat ibadah, bermanfaat untuk semua orang,” pungkas Siswo. (bersambung)
Biodata Diri
Nama: Siswo
TTL: Demak, 6 Mei 1952
Alamat: Jalan Ahmad Yani No. 182 Bontang
Istri: Asmahah
Anak:1. Altarina Asis, 2. Laras Equantin Assis, 3. Nurannisa Assis
Kisah Inspiratif Warga Bontang: H. Siswo (116)
Sumber: Bontang.prokal.co
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post