SAMARINDA – Majunya Awang Ferdian Hidayat sebagai calon wakil gubernur (cawagub) Syaharie Jaang berbuntut pada posisinya di internal PDI Perjuangan. Dianggap tidak mengikuti instruksi partai yang telah mengusung pasangan Rusmadi-Safaruddin, sanksi pemecatan dari keanggotaan partai menanti putra Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Kaltim Veridiana Huraq Wang menyatakan, PDI Perjuangan telah mengeluarkan surat keputusan (SK) rekomendasi untuk Rusmadi-Safaruddin maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018.
Artinya apabila Awang Ferdian mendaftar pilgub melalui partai lain, sesuai aturan dianggap menyalahi perintah partai. “Pasti ya ada pemecatan,” tegas Veridiana.
Dalam perjalanan menuju pencalonan pilgub, anggota DPRD Kaltim ini menyebut tidak ada komunikasi antara Awang Ferdian dengan DPD PDI Perjuangan Kaltim. Karena komunikasinya langsung ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan. Mengingat tim yang menentukan pencalonan pilgub ada di DPP.
“Itu hak partai dalam melihat calon-calon yang akan diusung dalam pilgub. Dalam hal ini, otoritasnya ada di DPP,” sebutnya.
Sebagai kader di tingkat bawah, perintah DPP mesti dipatuhi. Di sinilah loyalitas kader PDI Perjuangan diuji. Majunya Awang Ferdian melalui partai lain sendiri menurut Veridiana tidak akan memecah suara partai. Karena secara struktural, PDI Perjuangan terbilang solid. Dari tingkat DPD hingga ke ranting, perintah yang diikuti adalah perintah partai.
“Dan itu sudah teruji di mana-mana setiap ada Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah, Red.),” terang Veridiana.
Saat dikonfirmasi terkait ancaman pemecatan ini, Awang Ferdian menyatakan tidak ada masalah dalam pencalonannya bersama Jaang. Karena menurutnya, sampai saat ini dia masih menjadi kader PDI Perjuangan. Partai-partai pendukungnya dalam koalisi bersama Jaang pun disebutnya masih menghormatinya sebagai kader PDI Perjuangan.
“Saya berprinsip bahwa sampai saat ini saya masih kader PDI Perjuangan,” ujar Awang Ferdian usai deklarasi dengan Jaang, Rabu (10/1) lalu.
Kata Ferdian, adanya beberapa pengurus yang mengatakan bahwa dia akan dipecat, tergantung pada keputusan di DPP PDI Perjuangan. Sehingga menurutnya para pengurus DPD PDI Perjuangan Kaltim tidak bisa sepihak mengatakan ia dipecat dari partai. Apalagi Awang Ferdian juga merupakan pengurus DPP PDI Perjuangan.
“Oh itu kan baru ancaman (pemecatan). Yang lebih tahu masalah AD/ART saya, karena saya pengurus pusat PDI Perjuangan. Jadi tidak bisa seenaknya mereka bicara pecat-pecat segala macam,” ungkapnya.
Ferdian mengakui bila perintah partai memenangkan pasangan Rusmadi-Safaruddin. Namun begitu, dia masih tetap menjadi kader PDI Perjuangan. Ditanya kemungkinan pindah partai apabila DPP memecatnya, Ferdian menyatakan belum ada rencana untuk itu.
“Kita bicara nanti (ganti partai, Red.). Yang jelas saat ini saya masih merasa saya adalah kader PDI Perjuangan,” tegas pria yang bakal menanggalkan jabatannya sebagai anggota DPR-RI asal Kaltim-Kaltara ini.
Sebagai kader partai, nama Awang Ferdian sebelumnya memang diduga kuat bakal diusung PDI Perjuangan dalam pilgub. Sempat terdengar kabar PDI Perjuangan bakal mengusungnya berpasangan dengan Safaruddin.
Lalu kemudian beredar surat tugas dari dua partai yaitu Partai Hanura dan Partai NasDem yang mengusungnya sebagai calon gubernur (cagub) berpasangan dengan Nusyirwan Ismail yang menjadi cawagub. Sayangnya, surat tugas ini tidak mendapat lampu hijau dari DPP PDI Perjuangan.
Malahan pada detik-detik terakhir, DPP memutuskan mengusung Rusmadi-Safaruddin yang sejatinya bukan berasal kader partai. Awang Ferdian lantas bergabung dalam koalisi Partai Demokrat, PPP, dan PKB yang kemudian mengusungnya sebagai cawagub mendampingi Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: