bontangpost.id – Kasus pelecehan seksual oleh pimpinan pondok pesantren di Bontang terungkap pertama kali dari catatan korban.
Kakak korban mengungkapkan, ia curiga karena adiknya pernah menelepon dan menangis.
“Awalnya bilang capek di pondok. Saya kuatkan lagi. Tetapi saya belum tahu kondisinya. Ternyata dia mengalami hal tersebut,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut dia, korban sempat masuk rumah sakit pada Kamis (23/11/2023). Terduga pelaku pun menjenguk dan mengatakan agar sebaiknya korban pulang terlebih dahulu.
“Saya semakin curiga. Akhirnya saya ambil ponsel adik saya,” ujar dia.
Dalam aplikasi catatan di ponsel korban, ditemukan bukti chat dan curhatan korban mengenai perlakuan terduga pelaku selama ini.
“Dari situ saya baru tahu bahwa adik saya menjadi korban pelecehan,” sambungnya.
Baca juga; Oknum Pimpinan Ponpes yang Diduga Lecehkan Santri Maju Jadi Caleg Bontang Selatan
Diberitakan sebelumnya, seorang anak di bawah umur mengalami pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren di Bontang.
Berdasarkan keterangan dari kakak kandung korban, terduga pelaku melakukan hal tersebut pertama kali kepada adiknya pada 2022 lalu.
Adapun perlakuan tersebut diduga dilakukan berulang kali.
“Setiap melakukan kesalahan saat setor hapalan Al Qur’an, dia (korban) dihukum dengan cara tidak senonoh, seperti pijat, dan diminta memegang alat kelamin terduga pelaku,” katanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post