100 Sanggar 18 Kecamatan Terancam Vakum
SANGATTA – Ketua Lembaga Pemilihan Kebudayaan Daerah (LPKD) Kutim, Halidin Katung menilai kebudayaan lokal dan wisata Kutim masih kurang diperhatikan. Buktinya pada tahun 2017 ini, tak sepeserpun anggaran yang dikucurkan kepada lembaga seni tersebut. Padahal, pihaknya perlu melakukan pembinaan kepada Lembaga Kebudayaan Daerah Kecamatan (LKDK) yang tersebar di 18 kecamatan.
Parahnya, tidak hanya LPKD saja yang luput dari perhatian, Dewan Kesenian (DK) juga turut terabaikan. Bukan hanya pada tahun ini saja, akan tetapi sudah terjadi sejak 2016 lalu. Serupiahpun, DK tidak mendapatkan anggaran untuk melakukan pembinaan kepada pencinta seni lokal Kutim.
“Saya sebagai Ketua LPKD dan Ketua Harian Dewan Kesenian, sangat miris sekali melihat kesenian lokal kita. Karena kurang sekali diperhatikan. Dari tahun ke tahun mohon maaf, dana hibah semakin kecil ke kekebudayaan. Bahkan Dewan kesenian maupun LPKD tidak dapat satu senpun 2017 ini,” ujar Halidin.
Padahal dalam setiap tahun pihaknya kerap mengajukan permohonan kepada pemerintah. Meskipun begitu niat baik tersebut bertepuk sebelah tangan. Semua harapan sirna tanpa sebab. Karena tak satupun alasan mandeknya bantuan tersebut. Maka wajar, pihaknya mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam memajukan kebudayaan, kesenian, dan wisata daerah.
“Kami pernah ajukan CSR. Hingga saat ini enggak ada kabar. Ceritanya enggak ada detik ini. Kalau seperti ini bagaimana bisa kesenian, dan kebudayaan kita maju. Padahal potensi kita sangat besar sekali. Seperti binaan kami di Miau Baru. Di sana dalam satu desa ada 19 sanggar tari yang berdiri. Disana ada tarian, kehidupan sehari-hari, kuliner, dan cendramata. Itu semua perlu dikenalkan. Jika tidak ada anggaran, omong kosong bisa membina,” katanya.
Jika terus dibiarkan, maka dirinya khawatir kebudayaan dan seni yang dimiliki Kutim akan hilang dengan sendirinya. Dari binaan yang ada saat ini saja, pada tahun lalu sebanyak 100 lebih sanggar seni yang tersebar di Kutim.
“Jika memang diseriusi, daerah kita akan ramai, dan banyak dijumpai wisatawan lokal maupun mancanegara. Kita kaya akan budaya, kaya seni, dan kaya wisata. Tetapi semua itu masih jauh dari perhatian. Kami berharap kepada pemerintahan saat ini, bisa fokus juga kepada potensi lainnya. Jangan hanya bidang perkebunan saja,” harapnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post