“Ubah mindset seseorang dahulu, baru mengubah teknis pengarsipan”
Yusva Alam, Bontang
Sebaris kalimat di atas merupakan prinsip yang ditanamkan oleh seorang Fendi Susilo, Arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang. Prinsip tersebut menjadi dasar pijakannya untuk mengembangkan dunia kearsipan khususnya di Bontang. Karena menurutnya, kearsipan di Bontang masih jauh dari yang diharapkan.
Pria asal Sleman, Yogyakarta ini menegaskan, arsip merupakan sesuatu yang amat penting. Namun di tengah masyarakat, kegiatan pengarsipan masih dipandang sebelah mata. Masyarakat tidak terlalu mempedulikan bagaimana cara pengarsipan yang baik serta teknik-teknik lainnya.
Menurutnya, yang perlu ditanamkan kepada masyarakat adalah ‘Kita yang membutuhkan arsip, bukan arsip yang membutuhkan kita.’
“Kalau yang butuh kita, maka arsip harus diperhatikan,” ujarnya.
Ia mencontohkan, untuk skala individu saja pengarsipan juga masih diremehkan. Seperti bagaimana menyimpan dokumen-dokumen penting ijazah, Kartu Keluarga, surat-surat penting, dan lain sebagainya. Kalau ada salahsatu yang hilang, tentunya kita akan sangat kesulitan untuk mengurus ulang kembali.
“Itu baru dari skala individu, bagaimana dengan lingkup perusahaan atau pemerintah,” imbuhnya.
Padahal masyarakat juga sangat memerlukan cara pengarsipan yang baik. Karena dokumen-dokumen sejarah suatu daerah itu harus tersimpan rapi. Untuk membuktikkan fakta-fakta sejarah dibutuhkan data-data dan dokumen tertulis, tidak bisa hanya berupa lisan. Sehingga fakta-fakta sejarah daerah tersebut akan jelas tidak simpang siur, karena pendapat yang berbeda-beda dari masyarakat.
Itu karenanya, Ia merumuskan prinsip untuk mengubah mindset masyarakat terlebih dahulu. Kalau teknis pengarsipannya yang diajarkan lebih dahulu, walaupun sudah tersusun rapi namun tak akan bisa berlangsung lama. Karena pola kebiasaan masyarakat untuk mengarsipkan dokumen masih belum berubah.
“Kalau mindset masyarakat yang dirubah terlebih dahulu, maka teknis pengarsipan itu hanya tinggal mengikuti saja. Akan mudah mengajarkannya,” beber Fendi.
Itu karenanya, saat ini ia rajin menulis di media. Cara ini tak lain dan tak bukan sebagai upayanya untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengarsipan. Ia berharap dengan tulisan-tulisan yang dimunculkannya, akan semakin memahamkan masyarakat betapa pentingnya pengarsipan.
Diceritakannya, saat ini saja di DPK hanya ada dua orang arsiparis termasuk dirinya. Sebagai pengarsip dengan lingkup yang cukup luas, yaitu pemerintahan dan dinas terkait, serta masyarakat untuk dokumen-dokumen sejarah. Jumlah arsiparis tersebut dirasa masih sangat minim. Untuk mengembangkan kearsipan ini dibutuhkan tambahan SDM dan anggaran yang memadai.
“Sekali lagi saya sangat berharap, mindset masyarakat tentang pengarsipan ini bisa berubah. Sehingga pengarsipan tak lagi dipandang sebelah mata,” pungkasnya. (Bersambung)
TENTANG FENDI
Nama: Fendi Susilo A.Md
TTL: Sleman, 8 September 1982
Pendidikan: D3 Kearsipan Universitas Gajah Mada (UGM)
Profesi: Arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK)
Prestasi: Arsiparis Teladan 2015 tingkat Provinsi Kaltim
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post