BONTANG – DPRD Bontang bakal segera memanggil pimpinan PT Bontang Migas Energi (BME) sehubungan dengan buruknya manajerial di perusahaan tersebut. Wakil Ketua Komisi II Arif mengatakan waktu pelaksanaan rapat kerja dengan mitra Komisi II tersebut diprediksi pada bulan depan.
Rencana jadwal ini akan dibawa dalam rapat badan musyawarah terlebih dahulu. “Komisi II akan memanggil PT BME bulan September nanti,” kata Arif saat ditemui Bontang Post di ruang Komisi II, Selasa (21/8).
Hingga kini, manajemen PT BME belum menyerahkan audit laporan keuangan kepada DPRD. Padahal Dalam Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2012 Dituliskan bahwa PT BME wajib menyetor laporan pemeriksaan keuangan tersebut Kepada Pemkot dan ditembuskan pula ke legislator.
“Setahu saya, di meja Komisi II DPRD belum ada hasil audit,” ujar Arif.
Meskipun di dalam perda tidak diatur mengenai sanksi. Namun perusahaan pelat merah tersebut wajib menaati seluruh substansi yang ada dalam perda.
Sebelumnya, Ketua DPRD Bontang Nursalam mempertanyakan pengelolaan manajerial di perusahaan tersebut. Ia mengaku heran, padahal cakupan usaha bertambah sementara pendapatan keuangan tidak melonjak drastis.
“Saya sesalkan PT BME tidak menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Padahal bidang usahanya bertambah, tetapi uangnya tidak melonjak,” kata Salam –sapaan akrabnya- saat ditemui Bontang Post di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Salam pun menyorot kinerja manajemen di perusahaan berpelat merah tersebut. Oleh karena itu, DPRD meminta Pemkot Bontang segera melakukan evaluasi. “Pemerintah selaku pemegang saham dapat melaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa. Karena ini suatu bentuk kegagalan dalam pengelolaan perusahaan tersebut,” tuturnya.
Politisi Partai Golkar ini pun menduga terdapat penggunaan dana yang tidak tepat sasaran. Jika tidak segera berbenah, penyertaan modal sejumlah Rp 7 miliar terancam tidak disetujui. Sebagai informasi, total penyertaan modal kepada PT BME ialah Rp 10 miliar. Sebesar Rp 3 miliar telah dikucurkan sebelumnya.
“Kami tahan dulu penyertaan modalnya. Karena perusahaan itu dibentuk untuk menyumbang pemasukan daerah,” ucapnya.
Sementara, PT Black Bear Resources Indonesia membantah penyebab turunnya pendapatan PT Bontang Migas dan Energi (BME) akibat dari produksi mitra usahanya. Human Resources Departement (HRD) PT Black Bear Resources Indonesia, Sektiono mengatakan justru perusahaannya rugi akibat pemenuhan listrik dari PT BME berkurang.
“Itu statemen yang kurang tepat. Justru BME kurang pasokan listrik ke kami (PT Black Bear Resources Indonesia, Red.),” kata Sektiono kepada Bontang Post usai menghadiri undangan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPRD Bontang, Senin (20/8) kemarin.
Bahkan, perusahaannya sempat mengalami pemadaman sejumlah 14 kali dalam satu tahun. Kondisi ini membuat sejumlah peralatan pun rusak. Bahkan keselamatan kerja karyawan pun terancam.“Bayangkan kalau tengah produksi tiba-tiba padam. Bunyinya itu keras sekali. Puncaknya itu terjadi di tahun 2017,” paparnya.
Meskipun tak disebutkan secara rinci berapa total kerugian yang diderita produsen bahan peledak ini. Ia pun telah melayangkan teguran kepada PT BME. Bahkan wacana untuk beralih pun pernah mengemuka. Sebelum pimpinan perusahaan memilih tetap bertahan dengan PT BME sebagai mitra kerja.
“Tentunya kami rugi tetapi berapa nominalnya saya tidak tahu pasti,” ucapnya.
Pun begitu, pihaknya mengaku layanan pasokan listrik sudah sedikit membaik. Dia pun berharap agar BME mampu menjaga stabilitas pasokanya ke perusahaan kedepannya. Menurutnya, manajemen masih mempercayakan distribusi listrik dari BME karena mengingat perusahaan pelat merah.
“Kami minta target tertentu untuk pemadaman itu diperkecil. Makanya kami minta agar fokus pasokan listrik ke Black Bear jangan dipecah seperti ke PLN kemarin. Kalau tidak, ya kami minta putus saja,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post