SAMARINDA – Pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) melalui jalur khusus yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terancam mubazir. Pasalnya, formasi yang disediakan khusus bagi para pelamar dengan latar belakang perolehan nilai cum laude, tenaga honorer kategori dua (K2), dan penyandang disabilitas itu masih minim peminat.
Tercatat, hingga Senin (8/10) kemarin, belum ada satu pun berkas yang berasal dari K2 maupun disabilitas yang masuk ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Samarinda. Sedangkan untuk pelamar kategori cum laude, baru satu berkas yang masuk dari satu kuota khusus yang disediakan oleh Pemkot Samarinda.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan dan Informasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Samarinda, Nurhikmah, wajar apabila pendaftaran jalur khusus tersebut masih minim pendaftar. Pasalnya, persyaratan yang harus mereka lengkapi pun tergolong sulit.
Seperti para sarjana dengan titel cum laude. Mereka diharuskan lulus dari program studi (prodi) dan perguruan tinggi dengan akreditasi A. Sehingga, ini bisa menjadi penyebab minimnya pendaftaran menggunakan jalur tersebut.
“Saya melihat ada yang cum laude mendaftar menggunakan jalur umum. Tapi akreditasi kampusnya B, jadi wajar saja. Saya kira di situ kendalanya,” kata dia.
Sedangkan untuk K2, tutur dia, terkadang mengalami kendala dalam hal pemberkasan. Sebab, proses yang harus dilalui tenaga honorer K2 memang lebih rumit jika dibandingkan dengan pelamar lainnya.
“Para honorer K2 SK nya runut, makanya kami cek satu persatu. Kalau sudah runut semua baru mereka boleh melamar. Karena K2 ini kan statusnya harus tetap menjadi honorer sampai mereka mendaftar CPNS nanti. Itu yang terkadang agak memakan waktu,” jelas Nurhikmah.
Ia berkata, sebenarnya sudah ada K2 yang datang untuk bertanya terkait pemberkasannya, namun hingga saat ini belum ada yang mengirimkan berkas tersebut secara formal ke kantor BKD.
“Karena terkadang yang menjadi kendala adalah setelah di cek ternyata pendidikannya tidak mencukupi hanya D3 sedangkan formasi untuk guru diharuskan S1,” ujarnya.
Begitupun dengan penyadang disabilitas, tutur dia, calon pelamar dengan kategori disabilitas ini harus datang ke BKD dengan membawa persyaratan salah satunya yakni menunjukkan surat tingkat disabilitasnya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) IA Moeis dan akan di cek sendiri oleh panitia penerimaan CPNS.
“Nanti mereka harus membawa surat tersebut ke sini. Karena dikhawatirkan ada calon pelamar yang harusnya masuk jalur umum tapi malah memanfaatkan jalur khusus (disabilitas, Red.),” katanya.
“Selain itu, karena kuota disabilitas semua diisi oleh guru maka kami juga ingin melihat apakah mereka bisa berkomunikasi dan mampu mengajar dengan baik. Kami juga tidak mau kekurangan mereka nantinya merugikan siswa,” sambungnya.
Apabila hingga akhir pelengkapan berkas formasi tersebut masih minim peminat, kata Nurhikmah, ada kemungkinan kuota yang secara khusus disediakan tersebut akan dialihkan untuk formasi lainnya.
“Jika sampai akhir kuota-kuota tersebut tidak terisi, bisa saja kami melakukan peralihan formasi. Hanya saja, harus kami laporkan ke BKN (Badan Kepegawaian Negara, Red.) pusat,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post