SANGATTA – Kutai Timur menuju KLA (Kabupaten Layak Anak) terus lakukan segala persiapan. Salah satunya mengadakan pelatihan Sekolah Ramah Anak (SRA) bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim, Aisyah mengatakan, menjadikan SRA merupakan satu persyaratan penting untuk meraih gelar KLA. Pasalnya hal tersebut merupakan salah satu penunjang kepentingan pendidikan anak.
“Banyak hal baik dalam SRA, seperti mengembangkan anak pada pendidikan, teknologi, dan budaya. Dengan itu kami mengadakan pelatihan dengan peserta para guru dari 12 sekolah di Kutim,” paparnya saat ditemui di Hotel Lumbu Sangatta Utara, Rabu (28/3).
Selain itu, dirinya akan mengupayakan semua sekolah menjadi SRA. Menurut Aisyah, jika sekolah sudah mumpuni, maka target menuju KLA akan semakin dekat dan mudah.
“Kami usahakan akan melatih seluruh guru, minimal satu orang. Sasarannya semua sekolah di 18 kecamatan,” jelasnya.
Adapun komponen konsep SRA, menurutnya sekolah ramah anak merupakan upaya mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak selama delapan jam anak berada di sekolah.
“Kami menginginkan waktu yang digunakan anak dapat bermanfaat. Dengan delapan jam di rumah, delapan jam di luar, dan delapan jam di sekolah. Maka dari itu kami menginginkan melalui upaya ini agar dapat menjadikan sekolah lebih bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman,” ungkap wanita berhijab tersebut.
Untuk meraih SRA tidaklah mudah. Baginya beberapa komponen harus dipenuhi seperti kebijakan SRA (komitmen tertulis, SK Tim SRA, program yang mendukung SRA), pelaksanaan proses belajar yang ramah anak (Penerapan Disiplin Positif), pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak, sarana dan prasarana yang ramah anak (tidak membahayakan anak, mencegah anak agar tidak celaka), partisipasi anak, dan partisipasi orang tua, lembaga masyarakat, dunia usaha, stakeholder lainnya, juga alumni.
“Banyak sekali tahapan yang harus dipenuhi. Seperti halnya dari enam komponen tersebut. Untuk semua itu, sangat dibutuhkan dukungan dari semua pihak,” paparnya.
Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang mengungkapkan pentingnya sekolah yang ramah anak dibangun dengan tujuan baik. Menurutnya satuan pendidikan formal maupun non formal yang bersih, sehat, dan berbudaya lingkungan dinilai mampu melindungi hak anak dari kekerasan.
“Program ini sangat bagus, karena dapat memenuhi hak anak. Jadi anak akan berkembang cerdas, karena konsentrasi belajarnya yang semakin baik,” ujar Kasmidi. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: