SANGTTA- Lahan pertanian kian terkikis. Dari total luas sawah baku sebesar 7.988 hektar, kini menjadi 870,1 hektar. Semua beralih fungsi dari padi menjadi tanaman sawit.
“Delapan tahun terakhir ini mengalami penurunan lahan pertanian. Tetapi kami masih memiliki lahan potensial sebesar 18.889,95 hektar. Mudahan saja ini bisa dicetak untuk sawah baru,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim Marjoni didampingi Kepala Bidang Tanam Pangan dan Holtikultura, Jamil.
Meskipun begitu dirinya tidak mempermasalahkan hal itu. Pasalnya, sawit juga merupakan tanaman pertanian secara umum. Sehingga ia membantah jika lahan pertanian beralih fungsi menjadi perkebunan.
“Yang beralih fungsi itu kalau lahan sawah menjadi pemukiman, jadi lapangan bola, dan bukan untuk tanaman. Kalau sawit ini kan tanaman pertanian juga. Jadi tepatnya beralih komoditi saja bukan alih fungsi,” kata Ramli.
Memang keputusan berada ditangan masyarakat itu sendiri. Mau menanam komoditi pertanian atau perkebunan. Hanya saja akan salah berfikir jika sawit lebih mensejahterakan ketimbang tanaman pertanian. Bahkan malah sebaliknya tanaman pertanian lebih menguntungkan.
“Keliru jika sawit lebih tinggi (menguntungkan). Padahal padi, sayur dan tanaman pertanian lainnya itu yang jauh lebih tinggi nilai ekonominya. Coba kita tanam dengan luas yang sama. Satu hektar sawit dan satu hektar padi atau sayur. Pasti lebih untung sayur atau padi. Sawit 5 tahun baru menghasilkan. Waktu 5 tahun, padi atau sayur sudah berapa kali panen. Hasilnya sudah melimpah. Nah gini cara membandingkannya,” paparnya.
Untuk itu dirinya berharap masyarakat bisa bijak dalam menentukan pilihan. Antara tanaman perkebunan atau pertanian.
“Jika mau mencari untung lagi, gunakan cara semuanya. Baik perkebunan, pertanian dan perikanan. Atau fokus perikanan saja jauh lebih untung. Kita hanya punya lahan ukuran kecil saja untuk kolam, bisa dapat untung puluhan juga,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post