SAMARINDA – Jalan layang atau flyover di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, beberapa waktu terakhir mendapat sorotan publik. Jalan alternatif yang dibangun untuk mengurai kemacetan itu baru satu setengah tahun difungsikan. Namun belakangan terjadi keretakan di beberapa bagian.
Keretakan flyover diduga karena minimnya perawatan dan pengerjaan yang dilakukan PT Wijaya Karya (WIKA) yang tidak sesuai kualitas yang diharapkan.
Karena itu, puluhan massa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda, Kamis (16/8) kemarin, mendesak DPRD Samarinda memanggil pimpinan PT WIKA.
Ketua Umum PMII Cabang Samarinda, Agus Setiawan mengatakan, pihaknya meminta pimpinan DPRD Kota Tepian, agar segera melayangkan surat pada wali kota. Supaya flyover segera diperbaiki.
“Wali kota diminta untuk memperbaiki flyover. Jangan sampai ada korban jiwa, baru bergerak. Perbaikan yang dilakukan sebelumnya, tidak memberikan solusi. Justru itu menambah masalah baru,” ucapnya.
Kata dia, keretakan yang ditutupi dengan semen justru tidak memberikan solusi jangka panjang. Dibutuhkan perbaikan menyeluruh di beberapa bagian yang telah retak.
“Kalau dipermak begitu, sama saja menutupi keretakan. Tetapi tidak menyentuh masalah dasar. Karena itu hanya menutupi kerusakan. Tetapi tidak menyelesaikan masalah,” tuturnya.
Atas dasar itu, Agus berpendapat, tanggung jawab perbaikan jembatan layang tersebut tidak hanya dibebankan pada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Tetapi juga PT WIKA yang telah diberikan amanah mengerjakan proyek.
“Kami minta kontraktor itu mempertanggungjawabkan perkerjaannya. Jadi DPRD harus memanggilnya. Minta penjalasan. Mengapa flyover yang baru difungsikan, bisa dengan mudah rusak,” imbuhnya.
Kemudian, tambah dia, dalam jangka panjang diperlukan penelusuran yang mendalam terkait pengerjaan dan pemeliharaan flyover. Dengan begitu, bisa ditemukan beberapa unsur kenjanggalan yang mungkin saja muncul di balik pengerjaan jalan layang itu.
Agus menyebut, evaluasi dan pendalaman masalah flyover harus jadi agenda DPRD Samarinda. Caranya membentuk panitia khusus (pansus). Karena dirinya yakin, terdapat masalah serius di balik keretakan flyover tersebut.
“Dalam beberapa tahun, flyover ini tidak mungkin langsung retak begitu saja. Pasti ada kejanggalan. Itu yang harus ditelusuri oleh pansus,” sarannya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post