SAMARINDA – Aksi protes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kembali terjadi di Kota Tepian. Kali ini aliansi mahasiswa Samarinda yang tergabung dalam Aliansi Garuda Mulawarman (AGM) melakukan aksi damai dimulai dari kantor DPRD Kaltim, menuju ke Jalan Cendana, terminal BBM milik Pertamina, Rabu (4/4) kemarin. Kedatangan mereka menyegel Terminal BBM Samarinda milik.
“Kami menolak kenaikan harga BBM. Kami akan membeli Pertalite dengan uang Rp 200,” teriak salah satu mahasiswa, saat berorasi di depan Pertamina.
Koordinator aksi, Nur Shidiq mengatakan, kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM turut berdampak pada perekonomian terutama di kalangan rakyat kecil. Apalagi di 2018 ini sudah dua kali pemerintah menaikkan harga BBM. “Pemerintah menaikkan harga tanpa menyosialisasikan kepada masyarakat,” ucapnya.
“Kami ke DPRD Kaltim tak berhasil menemui satu pun perwakilan. Akhirnya kami dengan massa mulai bergeser langsung ke Terminal BBM Pertamina Samarinda. “ tambah Nur.
Dalam tuntutannya, AGM meminta pemerintah dan pihak legislatif memperketat pengawasan terhadap pendistribusian kuota BBM bersubsidi dan non subsidi. Guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain berorasi, para mahasiswa juga melakukan aksi bakar keranda sebagai bentuk kekecewaan. Akibatnya, sempat terjadi ketegangan antara pihak Pertamina dan juga massa mahasiswa yang melakukan pembakaran keranda. Mengingat Terminal BBM Pertamina Samarinda merupakan objek vital Nasional yang rawan terjadi kebakaran.
Aksi mahasiswa ini pun langsung diredam aparat kepolisian yang berjaga dengan memanggil bantuan mobil Polisi Pemadam Kebakaran (PPK). “Kami sudah melakukan negosiasi kepada mahasiswa. Kami juga tidak bisa secara frontal melakukan pengusiran. Kami negosiasikan untuk tidak melakukan aksi di objek vital Nasional,” ucap Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Raden Sigit.
Dia menjelaskan, dalam aksi tersebut sekira 100 personel diturunkan untuk mengamankan jalannya aksi. Beberapa kendaraan anti huru-hara disiagakan. Terkait pengawasan oknum nakal yang diduga melakukan pengetapan BBM, Sigit menegaskan akan menindaklanjutinya dengan melakukan koordinasi dengan Polresta Samarinda.
Gara-gara aksi penyegelan tersebut, aktivitas suplai BBM ke beberapa daerah di Kaltim menjadi terganggu. Hal ini ditegaskan oleh Vano selaku sales executive retail wilayah 6 Pertamina. “Karena ini objek vital Nasional. Sebenarnya tidak diperkenankan melakukan aksi di sini,” terang Vano,
Dia menuturkan, gangguan operasional itu terjadi pada alur kendaraan dari Terminal BBM Pertamina Samarinda yang bertugas menyuplai BBM untuk wilayah Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu). Alur distribusi itu terhenti sementara.
“Secara operasional jelas terganggu. Kami memastikan keadaan ini kondusif dulu baru kami berani untuk melanjutkan aktivitas,” tandasnya. (*/aj/luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: