SANGATTA – Penyaluran Beras Sejahtera (Rastra) untuk warga bertaraf hidup rendah di 18 Kecamatan se-Kutai Timur (Kutim) mengalami keterlambatan, karena terkendala masalah geografis. Terutama di wilayah pelosok seperti Longmesangat, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Sandaran, dan Busang.
Kasi Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman Dinas Sosial Kutim, Budi mengatakan, penyaluran beras ke pedalaman Kutim kerap kali mengalami kesulitan. Pasalnya curah hujan yang tinggi menyebabkan rusaknya badan jalan. Sehingga kendaraan sering terjebak di jalan.
“Kadang kami merasa kasihan sama penyalur. Seringkali mereka terjebak jalan yang berlumpur. Sehingga penyaluran rutin bulanan ke kecamatan yang jalannya rusak terpaksa dirangkap. Yang seharusnya sebulan, menjadi dua bulan sekali,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (24/3).
Menurutnya, beras berkualitas medium dengan kapasitas patahannya sebanyak 20 persen tersebut, didistribusikan secara merata kepada 15.231 KPM. Budi mengatakan, rastra keluaran bulog tersebut siap diganti, apabila didapati warga yang komplain jika tidak sesuainya kualitas yang diterima.
“Bulog sangat siap untuk mengganti. Jika ada warga yang komplain bila berasnya tidak sesuai standar. Karena kami menaikan kualitas beras agar tidak berbau, berdebu, dan lembap. Beras dengan berat 10 kg perkarung tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat,” ujarnya.
Adanya sistem baru ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang mana beras hanya disalurkan per enam bulan sekali. Namun kebijakan presiden mengganti aturan menjadi sebulan sekali pun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
“Sebenarnya dahulu hanya enam bulan sekali, tapi sekarang harus setiap bulan. Tujuan baiknya masyarakat lebih terjamin konsumsi berasnya. Namun dengan adanya kendala cuaca tersebut, menjadikan beras-beras itu harus disimpan lama, karena sistemnya penyalurannya harus didobel. Sehingga beresiko kerusakan terhadap kualitas beras,” tuturnya.
Selain itu, penyaluran rutin perbulan ke pedalaman memakan biaya angkut yang besar. Mulai dari 400-800 rupiah perkg. Sehingga menjadi alasan bulog melayangkan permohonan, untuk pengantaran beras ke pedalaman dengan distribusi pertiga bulan.
“Mereka sudah meminta pada kadis sosial dan sekda, untuk mengantar beras ke pelosok pertiga bulan. Namun kami belum mengetahui kebijakannya seperti apa. Kami sangat berharap KPM dapat terbantu dengan adanya beras sejatera ini,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: