SAMARINDA – Mendapat penolakan dari wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 006 maupun SDN 007, membuat nasib siswa SMA 16 tak tentu arah rimbanya. Seolah-olah terusir, hingga kini siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 16 belum bisa belajar seperti biasa karena belum memiliki ruang belajar. Siswa SMA 16 pun terpaksa menggunakan ruangan Perpustakaan Kota Samarinda untuk melaksanakan kegiatan sekolah.
Diakui beberapa orang siswa, Eko, Sinurat Aprilia Dosma, dan M Al Azhar Osama, bahwa mereka terpaksa memanfaatkan ruang perpustakaan tersebut untuk menggelar kegiatan pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang harusnya dilakukan sejak minggu lalu.
“Harusnya kampanye pemilihan ketua OSIS ini sudah dilakukan sejak minggu lalu. Namun karena ada masalah ini jadinya tertunda. Dipilihnya gedung perpustakaan ini juga dadakan, baru dikabari pembina OSIS pukul 21.00 Wita tadi malam,” ungkap mereka kepada awak media usia menggelar kegiatan kampanye pemilihan ketua OSIS di Perpustakaan Kota Samarinda Jalan, Kesuma Bangsa, Selasa (18/9) kemarin.
Mereka menuturkan, sebenarnya kurang nyaman menggunakan ruangan tersebut. Pasalnya, ruangan itu merupakan fasilitas umum dan membuat proses belajar mengajar menjadi kurang fokus karena ruangan yang luas dan terlalu ramai. Kendati demikian, mereka pun tak dapat berbuat banyak karena tidak memiliki pilihan lain.
Selain itu, mereka mengungkapkan, orang tua di rumah pun merasa sedikit kesal dan mempertanyakan kenapa polemik pemindahan gedung sekolah ini menjadi bisa bergulir sedemikian rupa. Sebab, masalah ini telah menyebabkan siswa SMA 16 tidak dapat belajar seperti biasa.
“Harapannya sih masalah ini cepat selesai jadi bisa belajar seperti semula. Soalnya karena tidak dapat belajar seperti biasa, kami jadi ketinggalan pelajaran. Kami terakhir belajar seperti biasa Kamis lalu. Soalnya Jumat mau masuk sekolah, tapi tidak dibolehkan wali siswa SDN 007. Gerbangnya digembok jadi tidak bisa masuk,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Samarinda, Ananta Fathurrozi mengatakan, dipilihnya perpustakaan tersebut karena letaknya yang representatif dan tidak terlalu jauh dari gedung sekolah SMA 16 sebelumnya.
Ia berkata, bahwa sebelumnya guru SMA 16 telah meminta izin untuk menggunakan ruangan tersebut dan pihaknya pun tidak merasa keberatan. Hanya saja, jika pihak SMA 16 ingin menggunakan ruang perpustakaan sebagai ruang belajar sementara, ia menyebut, tentunya harus ada proses yang harus dilalui. Karena saat ini, status anak-anak masih seperti pengunjung biasa lainnya.
“Kita lihat lagi nanti bagaimana prosedurnya. Walaupun begitu, harusnya pihak Disdik Kaltim pun turun tangan terkait hal ini. Namun sampai saat ini belum ada, kami pun masih menanti. Untuk saat ini, penggunaan ruang perpustakaan hanya inisiasi dari guru SMA 16,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Cahiruddin pun turut prihatin. Ia berkata, harusnya wali murid SDN 006 pun turut merasa seandainya anak-anaknya dalam posisi siswa SMA 16 saat ini.
“Lagipula tanah tersebut juga milik provinsi, makanya kami memfasilitasi masalah ini. Saya kira ini masalah komunikasi. Saya juga ingin ketemu wali siswa SDN 006 sebenarnya apa yang terjadi,” ungkap Sugeng.
Apalagi SMA 16 telah mendapat bantuan dana alokasi khusus (DAK) dari pemprov. Apabila dana tersebut tidak jadi dibangunkan gedung sekolah, maka yang akan rugi adalah Kota Samarinda khususnya masyarakat Kecamatan Samarinda Ulu dan Kelurahan Dadimulya.
Sebab, penerimaan sekolah kini menggunakan sistem zonasi, sehingga apabila di kawasan tersebut kehilangan satu SMA maka dimana lagi masyarakat akan mencari sekolah berkualitas untuk anak-anaknya.
“Sistem zonasi kan yang diuntungkan masyarakat setempat. Berapapun kuotanya pasti akan diterima, sesuai yang terdekat. Harusnya masyarakat melihat visinya ke depan. Kalau SMA dipindah jauh maka warga setempat yang dirugikan karena harus bersaing dengan warga lainnya di sekitar sekolah tersebut. Maksud kami baik. Kami ingin membantu, kalau yang dibantu tidak mau ya bagaimana. Kami butuh dukungan morel dari semua pihak,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post