JAKARTA- Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni tegas menolak keinginan PT Pupuk Kaltim untuk mengubah Hutan Wanatirta menjadi permukiman dan kawasan bisnis. Upaya untuk mempertahankan fungsi hutan tersebut dan tetap menjadi hutan kota pun terus dilakukan olehnya. Mengingat keberadaan Hutan Wanatirta sangat penting untuk keberlangsungan hidup masyarakat Bontang di masa sekarang dan akan datang.
Hal tersebut ditegaskan Neni Moerniaeni dalam rapat koordinasi (Rakor) revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bontang atau revisi Peraturan Daerah (Perda) Kota Bontang Nomor 11 tahun 2012 yang dilaksanakan di Ruang Rapat Bromo Lantai 4 Ditjen Tata Ruang Kementrian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) RI Jalan Raden Patah Jakarta, Kamis (1/11) kemarin.
Hadir pada rapat tersebut, Dirjen Tata Ruang Abdul Kamarzuki beserta jajaran, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Bakir Pasaman didampingi Direktur Teknik Satriyo N, Asisten Administrasi Pembangunan Zulkifli, dan Asisten Adminstrasi Umum Hj Nurul Syarifah Nurul Hidayati, serta Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Abdul Rifai.
Lebih lanjut Neni menyampaikan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 2 tahun 2008 tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH), memang ada koefisien dasar bangunan 10 persen dan itupun hanya dimungkinkan dibangun sarana umum untuk kepentingan masyarakat. Hal ini menandakan, kalaupun ada bangunan di Hutan Wanatirta, hanyalah bangunan seperti jogging track dan gazebo.
“Coba kita lihat Singapura. Bagaimana mereka mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menghijaukan negerinya, sedangkan kita telah memiliki hutan kota seperti Wanatirta yang sudah cantik ini, mau dijadikan permukinan atau tempat bisnis lainnya. Kalau itu disetujui, maka saya lah orang yang paling bersedih karena peran hutan tersebut juga untuk menjaga masyarakat Kota Bontang dari bahaya pencemaran lingkungan,” ungkap Neni.
Tidak hanya itu, Neni mengingatkan kalau hanya memikirkan bisnis ekonomi saja, dengan PT Pupuk Kaltim terus membangun pabrik pupuk dan turunannya, namun di sisi lain ingin menjadikan Hutan Wanatirta ini menjadi permukiman, dapat dipastikan Bontang akan kekurangan hutan. Maka, kehidupan masyarakat Bontang juga dipastikan akan sangat mengkhawatirkan, karena mereka hidup dengan berbagai dampak lingkungan yang bisa setiap saat membahayakan jiwa mereka.
“Intinya tim Perda RTRW dari Pemkot dengan hasil kajian baik dari LAPI (Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia) dan ITB (Institut Teknologi Bandung), di mana kondisi yang ada bahwa Hutan Wanatirta berfungsi untuk keanekaragaman hayati, menjaga iklim mikro, menjaga resapan air bawah tanah, serta menyediakan udara bersih untuk kita semua. Dan yang paling penting adalah Hutan Wanatirta ini untuk sustainable kota ke depan dengan lingkungan yang bersih dan sehat,” tegasnya.
Kesedihan Neni jika Hutan Wanatirta dijadikan peemukiman, tentunya juga kesedihan masyarakat Kota taman. Terlebih, kalau hutan kebanggaan rakyat Bontang dan Kaltim yang telah mengantarkan Pupuk Kaltim memperoleh proper emas dan penghargaan coastal award 2012 dirubah fungsinya, bisa menimbulkan dampak lingkungan yang cukup serius di masa yang akan datang.
“Saya mengajak, ayo Bontang harus dibangun dengan prinsip suistanable development, karena kita harus menyadari perlunya keseimbangam antara pembangunan ekonomi sosial dan lingkungan hidup,” tutupnya.
Sementara itu Dirjen Tata Ruang Abdul Kamarzuki memberikan waktu selama seminggu bagi PT Pupuk Kaltim dan Pemkot Bontang untuk membahas dan menyepakati masalah Hutan Wanatirta ini, karena PT Pupuk Kaltim sejauh ini tetap ngotot untuk menjadikan Hutan Wanatirta ini untuk dijadikan area permukiman karyawan mereka.
“Sejauh ini kami tawarkan kepada PT Pupuk Kaltim, kalau pun harus membangun di Hutan Wanatirta yang nantinya akan kita ganti namanya, hanya diperbolehkan membangun seluas 10 persen dari kawasan tersebut, dan ini adalah saran kami. Karena PT Pupuk Kaltim menolak untuk itu, kami persilakan untuk mengajukan surat protes kepada kami,” terangnya. (hms7)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post