Ngaku Dapat Bisikan, Ayah Tiri Cabuli Anaknya Berkali-Kali

SAMARINDA – Jajaran Polsek Samarinda Seberang mengamankan seorang pria, inisial A yang diduga telah mencabuli anak tirinya 11 tahun di sebuah hotel daerah tersebut. Parahnya, aksi pencabulan berulang kali itu dibantu oleh ibu kandung korban. Kepala Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo mengatakan polisi juga mengamankan ibu kandung korban inisial R.

Kasus ini terbongkar setelah sang anak saat diantar sang ayah tiri menuju sekolah nekat meloncat dari motor. Korban lalu berlari ke arah sekolah serta menceritakan kejadian yang ia alami kepada gurunya.

“Terungkapnya kasus pencabulan ini, ketika korban sebut saja Bunga meloncat dari kendaraan yang ditumpanginya. Ia dibonceng ayah tirinya dan ternyata tidak berhenti tidak di depan sekolahnya. Namun ke arah lain. Di situlah, Bunga lompat dan ke sekolah dan lalu cerita kepada guru bahwa alami pencabulan,” kata Suko, Senin (23/10/2019).

Suko mengatakan pengakuan korban ini lalu dilaporkan gurunya ke Polsek Loa Janan. Karena, tempat kejadian perkara berada di Samarinda Seberang, maka kasus ini dilimpahkan ke Polsek wilayah tersebut.

Polisi mendapat laporan ini, lalu menangkap ayah tiri korban inisial A dan istrinya R. Hasil pemeriksaan sementara oleh kepolisian, korban dicabuli 1 kali di salah satu hotel di Samarinda Seberang dan 5 kali di wilayah masih sekitar Samarinda.

“Korban ikut bersama ayah tiri sejak usia 3 tahun sampai sekarang usianya 11 tahun. Ketika beranjak dewasa, ayah tirinya mengaku mendapat bisikan melakukan hal tak pantas kepada korban,” kata Suko.

Kepada polisi, ibu korban mengaku khilaf terlibat aksi pencabulan dilakukan suaminya. Ia merasa ketakutan kepada suaminya mengancam sehingga membantu kejahatan dan terlalu sayang.

“Karena ibu ini terlalu sayang kepada ayah tiri ini. Ibunya ini melihat (aksi pencabulan),” kata Suko.

Kini, polisi menjerat ayah tiri inisial A dengan Pasal 76 huruf D dan ibu korban inisial R pasal 76 huruf I Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (mym/prokal)