SANGATTA – Banyaknya sampah yang menumpuk dan berserakan membuat ibu-ibu yang menetap di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) merasa prihatin.
Dengan inisiatif, wanita dari sejumlah kecamatan ini pun membuat berbagai kerajinan dari sampah plastik, koran, kertas, bekas produk kemasan dan sampah lainnya yang dibuat menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
Salah satu pengrajin pemanfaatan sampah ini yaitu Omih (63) mengatakan, awalnya dia mendapatkan pelatihan daur ulang sampah di Yogyakarta, yang difasilitasi oleh PT. Kaltim Prima Coal (PT KPC) pada 2007 silam.
Dia mengatakan, berbekal pengetahuan dari pelatihan, dirinya mendapat banyak teman yang akhirnya bergabung menjadi pengrajin dengan keahlian masing-masing.
“Sebenarnya sekira 10 tahun lalu banyak sekali yang diberi pelatihan. Namun hanya beberapa orang yang masih bertahan. Semuanya punya bidang keahlian masing-masing,” ungkapnya saat diwawancarai.
Ia menceritakan kecintaannya terhadap daur ulang semata karena ingin mengurangi volume sampah di Kutim. Selain itu, dapat mempererat tali silaturahmi hingga menghasilkan pendapatan untuk menambah perekonomian keluarga.
“Saya masih senang bertahan pada kegiatan seperti ini. Biasanya kami memproduksi barang di rumah masing-masing. Ada yang mengolah sampah, seperti botol plastik, plastik bungkus makanan, hingga koran bekas, kemudian diubah menjadi kerajinan mulai dari vas bunga, tempat sampah, dompet, tas, piring, jam, kursi, meja hingga berbagai produk kerajinan lainnya,” paparnya.
Senada, seorang wanita yang juga hobi mendaur sampah menjadi barang berguna, Seorang warga Swarga Bara bernama Catur Handayani mengatakan untuk memasarkannya tidak begitu sulit karena sudah ada pelanggan dan diarahkan oleh perusahaan batubara tersebesar di Indonesia tersebut. Kemudian menurutnya adapula yang dititip di pusat oleh-oleh. Selain itu, terkadang diikut sertakan jika ada pameran.
“Kami kadang kewalahan jika PT KPC memesan. Pasalnya setiap bulan kami harus melaporkan pada mereka. Karena mereka masih memberi bantuan jika kami kekurangan bahan,” ungkapnya.
Dirinya berharap atas kegiatan seperti ini mampu mengembangkan potensi yang ada. Selain itu mampu memanfaatkan waktu lebih berguna. “Lebih baik saya mendaur, kegiatannya jelas positif. Lagipula banyak manfaatnya. Daripada saya bermain di tempat tetangga. Alhamdulillah jika dikalkulasi omzet saya selama ini sudah mencapai ratusan juta,” tandasnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post