“Memang ada genset BUMDes, akan tetapi tak mampu untuk memberikan listrik kepada semua pedagang. Kalau mati lama, terpaksa saya gunakan genset sendiri,” Ilyas, pedagang
SANGATTA- Gara-gara perseteruan antara PLN dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sangatta Utara yang tak kunjung berakhir, berimbas kepada para pedagang di Taman Bersemi. Mereka mengeluh lantaran listrik untuk berdagang tak tercukupi. Para pedagang di eks STQ itu merasa listrik lebih dominan padam ketimbang nyala. Terpaksa, warga mengandalkan genset secara pribadi.
“Memang ada genset BUMDes, akan tetapi tak mampu untuk memberikan listrik kepada semua pedagang. Kalau mati lama, terpaksa saya gunakan genset sendiri,” ujar Ilyas, salah satu pedagang.
Meskipun listrik tak normal, ada saja petugas yang memungut bayaran dalam setiap hari. Meskipun diketahui, mereka tak memaksa lantaran mengerti keadaan yang ada saat ini. “Kalau saya tak mau bayar, kecuali listrik normal. Kami mau listrik normal lagi seperti sebelumnya. Saya tidak tahu kenapa mati-mati terus,” kata Ilyas mengeluh.
Pedagang lainnya yang enggan menyebutkan nama menuturkan, jika hal ini dialaminya pasca kegiatan besar di Taman Bersemi. Sebelumnya, listrik masih normal. Meskipun mati, hanya sesekali. Namun kali ini terbilang dominan. “Kalau mati mau seperti apa lagi. Saya sediakan senter khusus dan lilin. Mau mengeluh sama siapa juga,” katanya.
Memang beberapa warga di sini tengah santer membicarakan masalah listrik yang kerap padam. Mereka pun pernah mempertanyakan hal ini kepada pihak BUMDes. “Katanya hanya ada masalah teknis saja. Kami berharap listrik kembali normal dan tak menggunakan genset lagi,” katanya.
Iwan, pedagang lainnya menuturkan, penggunaan genset untuk pedagang lantaran adanya pemutusan listrik yang dilakukan oleh PLN. Tidak diketahui pasti apa masalahnya. Namun kabar yang berhembus, terjadi penggunaan listrik secara ilegal. “Tapi seharusnya hal ini diselesaikan baik-baik. PLN seharusnya tak melakukan pemutusan. Karena yang akan menjadi korban ialah pedagang. Itu urusan antara PLN dan BUMDes,” katanya.
PLN diminta bijak menyikapi masalah. Jikapun memiliki kewenangan memutuskan aliran listrik, namun tak dilakukan seenaknya saja. “Selesaikan secara internal. Jangan libatkan pedagang. Kalau seperti ini pedagang yang menjadi korban. Karena kami butuh listrik,” katanya.
Sebelumnya, PLN mengaku sudah menonaktifkan meteran di Taman Bersemi. Diketahui, saat ini BUMDes hanya menggunakan genset untuk kebutuhan penerangan pedagang. “Sudah kami putus (listriknya). Kami enggak tahu mereka ambil listrik di mana. Meteran di Taman Bersemi kami nonaktifkan,” kata Supervisor Transaksi Energy PLN, Unesia Drajadispa.
Namun, PLN membantah jika menyita dua meteran tersebut. Pihaknya hanya sebatas menonaktifkan hingga tagihan terbayarkan. “Hanya ada MCB 3×63 yang diamankan sebagai barang bukti. Meteran BUMDes masih berada di lokasi dan belum diambil oleh PLN. Hanya dinonaktifkan saja,” jelasnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post