Dishub Coba Pertemukan Dua Maskapai
SANGATTA – Pelayanan jalur penerbangan perintis dari Bandara Khusus Tanjung Bara PT Kaltim Prima Coal (KPC) menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan terpaksa terhenti. Padahal, jalur penerbangan perintis yang disubsidi pemerintah pusat itu baru terbang melayani penumpang dalam dua pekan.
“Terhentinya pelayanan untuk sementara dikarenakan adanya miss komunikasi antara pihak Maskapai Dominant Air dan Air Bone. Sekarang kami coba temukan kedua belah pihak, agar penerbangan bisa segera berjalan lagi,” ucap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kutai Timur (Kutim) Ikhsanuddin Syepi, Senin (30/10) usai Rapat Koordinasi.
Dia menerangkan, meski sudah mendapat izin terbang dari pemerintah pusat, dan izin penggunaan fasilitas bandara khusus, namun dari Dominant Air ternyata tidak memiliki pelayanan pendukung di Bandara KPC. Sementara yang ada saat ini, hanya milik dari Maskapai Air Bone yang lebih dulu menggunakan fasilitas bandara khusus KPC tersebut.
“Jadi laporan yang kami terima, pihak Dominant Air tidak meminta izin kepada Maskapai Air Bone. Karena, sebenarnya semua pelayanan yang ada di Bandara KPC berasal dari Maskapai Air Bone,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Ikhsan, sambil menunggu masalah ini diselesaikan pihak maskapai, jalur penerbangan perintis dihentikan sementara. Pihaknya pun berharap agar warga yang sudah terlanjur membeli tiket untuk dapat bersabar.
Sementara itu, Bupati Kutim Ismunandar, meminta agar pelayanan penerbangan perintis dari Maskapai Dominant Air dapat kembali berjalan. Karena, keberadaan transportasi udara tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
“Nanti saya cek lagi, ketemu langsung dengan GM-nya. Kalau perlu nanti saya surati KPC. Kan sama-sama menggunakan bandara itu. Mereka (Air Bone) itu juga kan dikontrak menggunakan bandara itu,” ucap Ismu.
Seperti diketahui, sejak Senin (16/10), jalur penerbangan perintis yang melayani dari Bandara Tanjung Bara Sangatta ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, beroperasi lagi. Kepastian ini tindak lanjut dari MoU yang telah ditandatangani Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersama PT Kaltim Prima Coal (KPC) awal pekan lalu.
Untuk jadwal terbang, dilakukan lima kali seminggu. Dimulai dari hari Senin hingga Jumat. Penerbangan pun dilakukan sekali sehari pulang pergi. Sedangkan tarif yang diberlakukan tetap sama seperti tahun sebelumnya, yakni Rp 380 ribu perkursi. Sedangkan untuk anak-anak hanya dikenakan 25 persen dari tarif normal. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: