SAMARINDA – Meski telah dijalankan sejak pertengahan tahun 2018, nyatanya banyak pedagang yang tidak tahu mengenai proyek pembangunan untuk mempercantik kawasan Citra Niaga. Hal ini pun menyisakan kesalahpahaman dan tanda tanya besar di kalangan para pedagang. Sebab, mereka merasa Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah semena-mena dengan melakukan pembangunan tanpa sosialisasi sebelumnya.
Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin mengatakan, hal ini dapat terjadi karena pedagang kurang mendapat informasi mengenai rencana revitalitas Citra Niaga ke depan. Sehingga, diadakanlah pertemuan dengan mengundang lima perwakilan pedagang di kawasan tersebut.
“Mereka senang sekali kami undang ke sini (Balai kota, Red.). Hal ini kan terjadi karena kurang sosialisasi. Kami bicarakan dan sekarang sudah sepaham. Karena, nantinya Citra Niaga akan menjadi city walk. Jadi destinasi wisata baru,” kata dia, Selasa (18/9) kemarin.
Menghabiskan anggaran hingga Rp 1,7 miliar, Sugeng meyakinkan, pembangunan ini tidak dilakukan dengan sembarangan. Karena tujuan pemerintah untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut. Selain itu, pihaknya juga ingin membangun sebuah ikon kalau orang datang ke Samarinda, belum ke Citra Niaga artinya belum ke Samarinda.
“Itu saja yang kami mau. Seperti di Jogja kan, kalau belum ke Malioboro artinya belum ke Jojga. Kalau masalah teknisnya seperti merek dan sebagainya, nanti kami bicarakan lagi. Yang penting image itu dulu. Nanti di sana akan ada photo booth yang bisa digunakan masyarakat untuk selfie,” beber Sugeng.
Mengenai anggaran, Sugeng berkata, tidak akan ada penambahan di anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan. Kendati demikian, pihaknya akan mengusahakan hal itu di APBD Murni.
“Kami upayakan harus ada. Untuk sementara, pembangunan di leter S dulu, nanti itu keliling untuk pejalan kaki. Dari Jalan Waris Husein, Jalan Niaga Selatan, orang mau ke masjid raya harus jalan kaki. Parkirnya di Pelindo, ke depannya studi 21 juga kami jadikan parkir. Kami ingin jadikan kawasan itu seperti di luar negeri lah,” urainya.
Selain itu, bangunan di kawasan tersebut nantinya tidak akan ada yang berubah. Sugeng berkata, kemungkinan bangunan di kawasan itu hanya akan diperbaiki. Karena pihaknya tidak ingin merubah bentuk asli kawasan yang pernah meraih penghargaan Agha Khan tersebut.
“Untuk saat ini progres pembangunan memang baru sekitar 35 persen. Untuk kios-kiosnya, nanti akan kami perbaiki, entah menggunakan dana pemerintah atau CSR (corporate social responsibility, Red.),” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Citra Niaga, Suardi berkata, karena kurangnya sosialisasi dari kalangan pemkot sehingga proyek pembangunan untuk mempercantik kawasan Citra Niaga banyak disalahartikan oleh para pedagang. Mereka menilai, proyek ini nanti bukannya berdampak baik, namun makin memperparah keadaan Citra Niaga kini.
“Sebenarnya kekhawatiran masyarakat tidak beralasan. Proyek ini kan dilakukan untuk menghidupkan kembali Citra Niaga, agar kawasan ini semakin ramai. Namun, karena minimnya sosiaslisasi dari pemerintah sehingga banyak pedagang yang salah paham padahal niat pemerintah itu baik. Makanya perlu dilakukan sosialisasi,” ujarnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post