BONTANG – Pelaku pencabulan terhadap 5 santrinya sendiri membantah jika telah menghamili salah satu korban sebut saja Mawar (13) –bukan nama sebenarnya–. Pelaku IM (48) yang statusnya sebagai pemilik Pondok Pesantren berinisial NM ini justru mengaku bahwa dirinya menjalin hubungan spesial dengan 3 korban lainnya.
IM yang saat ini menjadi tahanan Polres Bontang hanya tertunduk ketika dikeluarkan dari sel jeruji besi oleh petugas. Dengan menggunakan kaos tahanan berwarna oranye dan celana pendek, IM tampak seperti tak memiliki kesalahan.
Kepada Bontang Post, pria paruh baya dengan tubuh gempal tersebut mengaku khilaf atas perbuatan yang dilakukannya. IM mengaku baru melakukan perbuatan kejinya di 2017 ini. “Kalau mencabuli enggak pernah, saya cuma pegang-pegang saja, saya peluk,” ujar dia sambil memperagakan cara dia memeluk korban dari belakang, saat ditemui di Polres Bontang, Jumat (8/12) kemarin.
IM juga mengaku tindakan dia ketika memeluk atau mencium korban itu hanya spontan saja karena sedang khilaf. Sedangkan untuk ketiga korban lainnya, IM malah mengaku berpacaran dengan ketiga korban. “Jadi saya tanya mau tidak sama saya, kalau mau ayo dijalani, kalau tidak ya tidak apa. Dan mereka mau (pacaran), kalau saya cium juga karena mereka mau saya cium,” ungkapnya.
Selain itu, pria beristri yang memiliki 2 anak ini juga mengaku hanya sebatas mencium dan memeluk saja dan tak pernah melakukan hal-hal yang jauh dari itu. Tempat untuk dia menyalurkan keinginannya itu pun diakui IM yakni di dapur ponpesnya. “Di dapur saja saya lakukan itu,” imbuhnya.
Bahkan dirinya sempat mengatakan tiga korban yang dia pacari tidak terlalu cantik. “Tetapi namanya khilaf, benar-benar saya khilaf. Spontan saja, setelah itu ya sudah saya sadar dan tidak melakukan lagi, yang hamil itu saya tidak pernah lakukan itu. Istri saya juga sudah tahu kejadiannya,” ujarnya.
Oleh sebab itu, IM langsung sujud meminta maaf kepada istrinya sebelum dia mendekam di jeruji besi. “Istri nerima setelah saya sadar dengan sesadar-sadarnya. Saya sujud sama dia 4 hari sebelum ditahan,” kata dia.
Ketika disinggung terkait adanya korban yang tengah mengandung 6 bulan, IM langsung terpancing emosinya . “Saya tidak tahu dia hamil sama siapa, kalau saya dituduh dicari kebenarannya dengan alat apa. Yang jelas saya tidak melakukan itu,” papar dia.
Di ponpes, lanjut IM, jumlah pengurus sebanyak 8, yang terdiri 7 pengurus dan dia. Awalnya mengaku bahwa tidak ada pengurus perempuan dan hanya pengurus laki-laki. Karena ponpes tersebut dibangun hanya untuk laki-laki. Seiring berjalannya waktu banyak santri masuk, karena dirinya mendirikan ponpes dan panti asuhan. Nah, para santriwati ini merupakan anak-anak yatim piatu di ponpes tersebut.
Terkait adanya santriwatinya yang hamil, diakui IM, baru dirinya ketahui setelah dia ditahan di Polres Bontang. Karena Mawar sudah lama pindah. “Dia berada di tempat saya kurang lebih 4 bulanan setelah Iduladha, jadi kalau hamil sudah 6 bulan itu tidak tahu dihamili oleh siapa, alasan dia keluar dari ponpes itu karena sakit dan sudah pulang di rumah bapaknya, sedangkan kakaknya masih di ponpes,” terang dia.
IM pun terus mengulangi bahwa dirinya khilaf dan menyesal dengan perbuatannya. “Saya khilaf, spontan saja, tetapi kalau mereka tidak mau dicium juga tidak saya cium, tidak pernah saya ancam juga,” tutupnya.
Terpisah, Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono melalui Kasat Reskrim Polres Bontang Iptu Rihard Nixson mengatakan bahwa kasusnya masih tahap pengembangan dan melengkapi berkas-berkasnya. “Sementara kami masih melengkapi berkas dan masih dalam penyidikan,” ujarnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: