SANGATTA – Proses pendaftaran masuk sekolah tahun ini menggunakan cara baru. Tak lagi antre di sekolah, akan tetapi cukup via online.
Ada yang memberikan apresiasi atas kebijakan ini. Namun, lebih banyak juga yang mengkritik. Keuntungan para orang tua menggunakan cara ini, tak lagi harus mengantre saat mendaftarkan anaknya ke sekolah.
“Permasalahannya kalau orang tua enggak tau cara daftar lewat online seperti apa. Bisa-bisa dia bingung sendiri. Kasihan juga. Bisa-bisa enggak jadi daftarkan anak,” kata Reski, salah seorang warga yang daftarkan ponakannya.
Masalah lainnya, pendaftaran ini menggunakan sistem zona. Jika calon pendaftar berbeda zona, maka langsung akan tertolak. Aplikasi akan menolak mereka yang mendaftar. Aplikasi tersebut menyatakan “di luar zona”.
“Jadi enggak bisa pilih-pilih sekolah. Karena ikuti zona. Sekolahnya harus sesuai dengan zona. Kasihan yang pintar. Mereka enggak bisa pilih sekolah bagus,” lanjut Reski.
Parahnya, jika zona tersebut tak ada sekolah satupun. Seperti halnya di kawasan perkantoran Bukit Pelangi. Sekolah tingkat SMP terdekat ialah di SMP 1 Sangatta Utara.
“Tetapi itu katanya di luar zona. Contoh di tempat lain. Kalau di zona saya tinggal enggak ada sekolah, terus enggak daftar sekolah. Karena kalau daftar di zona lain pasti tertolak,” katanya.
Sugi, warga lainnya yang mendaftarkan anaknya tingkat SMP juga mengaku kesulitan. Pasalnya, dirinya beberapa kali gagal saat mendaftar menggunakan online.
“Saya mulai tengah malam sampai pagi enggak masuk-masuk. Selalu jawabannya di luar zona. Padahal sudah sesuai zona. Mungkin ada 10 kali mencoba,” katanya.
Dirinya mengaku sempat putus asa. Sebab, semua sekolah menolak pendaftaran. Selalu terjawab di luar zona. “Sudah lama-lama baru masuk. Saya tidak tau kenapa. Memang ada baiknya, tetapi lebih banyak susahnya,” katanya.
Warga lainnya yang enggan disebutkan namanya mengaku harus menggunakan alamat keluarga yang berbeda zona. Jika tidak, maka tak dapat memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan hati.
“Cara lain gunakan tempat keluarga. Tempat neneknya anak saya. Tempat orang tua. Karena selalu tertolak,” katanya.
Melihat masalah ini, kebijakan ini laik di kaji ulang. Sebab, dari pandangannya lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya.
“Kebijakan ini harus dikaji ulang. Lebih bagus memang seperti semula. Memang, orang sudah mendaftar lewat online, tetapi tetap saja datang ke sekolah. Jadi dua kali kerja,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post