Berkembangnya teknologi, berkembang pula media-media sosial. Namun, banyak pihak yang menyalahgunakan media sosial untuk kegiatan negatif. Seperti yang dilakukan para siswa dikota dan kabupaten Cirebon. Melalui akun facebook, para siswa membuat janji untuk lakukan aksi tawuran dan kenakalan-kenalan lain. Seperti grup yang bernama @1gbg baswet dan @Basis Strong wanian yang sengaja mengajak temannya yang lain untuk menantang sekolah yang akan diserangnya.
Seperti halnya di kota Bandung terjadi penganiayaan terhadap seorang mahasiswi oleh empat orang temannya, hanya karena tersinggung di media sosial. Sangat disayangkan, kekerasan dalam perguruan tinggi terulang kembali. Di pertengahan bulan Januari 2017 terjadi kekerasan di perguruan tinggi di Yokyakarta. Atas dasar senioritas, kakak kelas memberi ‘pelajaran’ kepada adik kelas. Akibatnya, terjadi korban meninggal.
Membaca potret generasi muda saat ini seperti kita membuka lembaran-lembaran buram masa depan. Berbagai persoalan membelit generasi. Mulai dari kekerasan seksual, tawuran, narkoba, pergaulan bebas, aborsi, tindak kriminal dan sebagainya. Kita bisa lihat solusi demi solusi dirumuskan, dilempar ke kalangan akademisi dan pakar untuk didiskusikan dan diterapkan di tengah masyarakat. Hasilnya? Dari tahun ke tahun angka-angka kriminalitas remaja makin meningkat dan moral makin rusak.
Pendidikan adalah salah satu jawaban bagi pembentukan dan perbaikan generasi. Namun tetap perlu kita perhatikan bahwa pendidikan tidak mungkin berdiri sendiri sebagai solusi tanpa ada tiga pilar yang saling mendukung dalam dunia pendidikan. Yaitu; pendidikan Keluarga, pendidikan di masyarakat dan pendidikan dalam institusi pendidikan. Jika salah satu dari ketiga pilar ini rapuh, akan berakibat pada kerapuhan secara keseluruhan dalam sistem pendidikan. Sayangnya inilah fakta yang kita hadapi. Tiga pilar yang rapuh, tidak bisa diperbaiki hanya dengan tambal sulam. Melainkan harus membongkarnya dan membangun ulang dari dasarnya.
Kurikulum pendidikan sekuler yang kini diterapkan hanya menghasilkan pribadi yang tidak utuh. Generasi yang mengembangkan kekerasan dalam menyelesaikan masalah adalah salah satu contoh pendidikan sekuler yang gagal. Kurikulum pendidikan juga menjadi sarana untuk memasukkan paham-paham sesat arahan Barat seperti prularisme dan liberalisme.
Pada para pelajar ditanamkan pemikiran toleransi yang mengarah pada pengakuan kebenaran semua agama. Ditanamkan paham kebebeasan berpikir, berpendapat, kebebasan kepemilikan, berkeyakinan dan bertingkah laku. Bila pemikiran semacam ini sudah ter-instal dalam benak para pemuda, akan mudah bagi Barat untuk menancapkan hegemoni ideologinya di negeri yang mayoritas Muslim ini. Bagaimana tidak, para pemuda yang kelak akan menjadi penerus negeri sudah menjadikan Barat sebagai kiblat mereka berpikir, bertingkah laku dan melangkah dengan arahan Barat. Sedangkan Islam hanya sekedar luaran saja,isi dalamnya adalah pemikiran dan ide-ide dari Barat.
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk manusia bertaqwa yang memiliki kepribadian Islam secara utuh. Yakni pola pikir dan pola sikapnya didasarkan pada aqidah Islam. Dengan tujuan ini, output yang akan dihasilkan dari pendidikan Islam adalah generasi yang bertaqwa, tunduk dan taat pada hukum-hukum Allah, bukan generasi yang miskin moralitas, lemah dan tidak memiliki girah agama. Dalam konteks pendidikan, jaminan terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi seluruh warga negara diwujudkan dengan cara menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi rakyat.
Disamping itu, peserta didik diharapkan mempunyai sikap dan perasaan yang Islami. Dimana segala kebutuhannya dengan standar Islam, sehingga dapat dipastikan generasi yang lahir adalah generasi yang cerdas dan tangguh dalam mengarungi kehidupan serta memiliki kepribadian yang islami.
Maka untuk menyelesaikan kekerasan yang ada pada pendidikan tinggi tidak lain adalah kembali menjadikan Islam sebagai pengatur dalam segala aspek kehidupanyang telah Allah janjikan sebagai solusi bagi setiap permasalahan kaum Muslimin tidak terkecuali dalam sistem pendidikan. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post