SANGATTA- Pesawat perintis Sangatta kembali mogok. Penerbangan printis bersubsidi Tanjung Bara-Balikpapan itu sudah berhenti beroperasi sejak Desember 2017 tahun lalu.
Hal ini disebabkan masa kontrak Pemkab Kutim telah berakhir. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ikhsanuddin Syerpi dalam rapat rutin coffe morning Pemkab Kutim di Ruang Meranti, Senin (15/1) kemarin.
Ihsanuddin melaporkan kepada pimpinan rapat yakni Sekda Irawansyah, sejak 31 Desember penerbangan bersubsidi telah berhenti beroperasi karena kontrak yang ada hanya setahun.
Kini tengah dilakukan proses lelang untuk 2018 dan diusahakan segera rampung sedini mungkin. Kemungkinan Februari sudah bisa berjalan kembali seperti biasa.
“Masih dilakukan proses lelang. Kemungkinan bulan depan sudah selesai,” ujar Ikhsan.
Kedepan, untuk spesifikasi pesawat ada yang mengusulan pesawat yang menggunakan dua mesin baling-baling. Bukan baling-baling satu seperti sebelumnya.
Otoritas temindung mengatakan pesawat dengan baling-baling satu dizinkan terbang lima kali dalam sehari. Sedangkan pesawat berbaling dua hanya tiga kali dalam satu hari.
“Semua kembali kepada kebutuhan dan arah pihak terkait nantinya,” katanya.
Sekda Irawansyah meminta dishub dapat terus memantau lelang tersebut. Sehingga penerbangan dapat kembali beroperasi seperti semula.
“Terus dipantau. Makin cepat proses lelangnya makin baik,” terangnya.
Seperti diketahui 2017 lalu telah aktif layanan penerbangan printis Dimonim Air di Landasan Tanjung Bara. Warga umum bisa mengaksesnya dengan rute penerbangan Sangatta- Balikpapan yang harga tiket Rp.380.000 sebaliknya Balikpapan- Sangatta berkisar Rp.600.000. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: