Tak banyak tenaga kerja asal Bontang yang mendapat kesempatan bekerja di luar negeri. Salah satunya Bahrun Sahib. Sikap optimistisnya yang tinggi, mampu mengantarkannya ke tangga kesuksesan di negeri orang.
Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang
DI 2010 silam, kesempatan untuk menjajal peluang bekerja di luar negeri terbuka. Bahrun yang saat itu merupakan karyawan Utilities 1 Section – Operations Badak LNG, mengikuti seleksi tenaga perbantuan Commissioning and Start Up Assistant (CSUA) for Angola LNG. Berbagai posisi saat itu dibuka, antara lain OSBL Operator, ISBL Operator, Storage & Loading, DCS Panel Operator, Completion Team Lead, dan Maintenance Superintendent. “Posisi yang saya lamar yaitu OSBL Operator (Utility) sesuai background pekerjaan saya,” ujar Bahrun saat dihubungi dari Angola.
Untuk mengikuti seleksi tersebut, sejumlah persyaratan sudah ditentukan. Salah satunya, minimal sudah menjalani sepuluh tahun masa kerja di perusahaan. Padahal, masa kerja Bahrun saat itu masih sekitar delapan tahun. Dirinya pun termasuk yang paling muda di antara kandidat senior lainnya. Meski terhalang persyaratan, pria kelahiran Mangkaca, Segeri Pangkep, Sulawesi Selatan pada 17 Juli 1981 ini tetap optimistis. Bahkan, dirinya semakin termotivasi untuk mengikuti seleksi tersebut.
“Saya termasuk yang tidak sependapat jika ada yang berkata tidak mungkin, ketika kita sedang berusaha untuk memperbaiki diri. Alasannya simpel, karena bagi Sang Pencipta, sudah pasti tidak ada yang tidak mungkin atas Kehendak-Nya. Bahkan yang kita anggap pasti mungkin pun, bisa mustahil atas kuasa-Nya,” jelas lulusan Strata 1 Teknik Kimia di Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB) angkatan pertama ini.
Bahrun pun mantap mengikuti berbagai tes yang dipersyaratkan. Seperti seleksi administrasi, english class room dengan instruktur native speaker dari Amerika, Test of English as a Foreign Language (Toefl), dan tahap wawancara langsung dengan Production Manager, CSU Manager, dan HR Manager dari Angola LNG. Dukungan dari keluarga, teman, dan perusahaan membuat dirinya semakin yakin untuk lolos seleksi.
Walhasil, nama Bahrun ternyata tidak ada dalam daftar untuk diterima sebagai operator. Namun, dirinya justru lolos di posisi yang sebelumnya tidak diminta, yakni Technical Writer. Bahrun dan beberapa rekan lainnya yang lolos pun berangkat bertugas di Angola selama tiga tahun mulai 2012-2015.
“Di sini saya memetik hikmah, bahwa niat dengan Bismillah, ikhtiar, tawakal, dan berdoa akan mendatangkan rezeki di luar akal pikiran kita, dan tak terduga-duga datangnya kapan dan berupa apa,” ujar Bahrun yang saat kuliah pernah menjadi Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru, Asisten Dosen Praktik Laboratorium Kimia, Sekretaris Umum dan Sekretatis Jenderal di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STTIB, serta Ketua Bidang Seni BEM STTIB.
Bekerja di negeri orang jadi tantangan tersendiri bagi Bahrun. Dirinya harus menjalani sistem kerja 28/28, yakni 28 hari kerja dan 28 hari libur. Selain itu, interaksinya dengan pekerja asing lainnya dari sekitar 15 negara, membuat kemampuan Bahasa Inggrisnya semakin terasah.
Terlebih, dengan penguasaan bahasa lokal Angola, yakni Bahasa Portugis. Setelah melewati masa tiga tahun bekerja di Angola, tawaran individu untuk kembali melanjutkan pekerjaan di Angola LNG datang kepadanya.
Dengan persyaratan, harus mundur dari perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya. “Keputusan besar itu saya ambil dengan bismillah untuk resign dari Badak LNG mulai 12 Desember 2015,” ungkap lulusan SMAN 1 Bontang ini.
Dirinya pun diangkat menjadi Senior Technical Writer, setingkat lebih tinggi dari jabatan sebelumnya hingga Januari 2017. Kini, Bahrun kembali dipromosikan sebagai Production Coordinator – Operations per Januari 2017 hingga saat ini. Dirinya pun melapor langsung ke Superintendent dan Production Manager.
Kepada Bontang Post, dirinya membagikan “rahasia” langkah besar yang dijalaninya. Pertama, kata Bahrun, harus penuh keyakinan jika sesuatu yang baik diawali dengan niat bismillah dan tawakal, insyaallah akan diakhiri dengan alhamdulillah. Kedua, bukan maju namanya jika tidak melangkah ke depan. Ketiga, pengalaman selama 13 tahun bekerja di Badak LNG jadi bekal kepercayaan dirinya melangkah ke hal yang lebih besar. “Bekal ijazah, sertifikat-sertifikat keahlian, kemampuan bahasa, dan yang terpenting dukungan penuh dari keluarga, orangtua, dan teman-teman,” jelas Bahrun.
Sebagai ekspatriat, Bahrun memiliki penghasilan yang lebih besar dibanding tenaga kerja lokal di Angola. Secara matematis, penghasilan Bahrun dan ekspatriat lainnya dihitung dari rotasi bulanannya. Selain itu, tingkat gaji di Angola berbasis Dolar AS dan Euro. Sehingga, tidak menimbulkan keresahan dari sisi gaji karena mengikuti nilai tukar Dolar dengan Rupiah. “Makin tinggi nilai tukar Dolar terhadap Rupiah, gajinya pun bertambah dengan sendirinya,” katanya.
Bekerja di luar negeri lebih banyak memberikan suka ketimbang duka. Kata Bahrun, pekerjaannya kini justru membuatnya paham untuk selalu bersyukur dan beramal jariyah atas nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya. Selain itu, dia juga lebih percaya diri dan kompeten di bidang pekerjaan oil and gas, dan siap bekerja di negara mana saja. “Waktu liburan bersama keluarga pun juga semakin banyak. Yang penting juga mampu mengibarkan dan mempertahankan jiwa “merah-putih” di luar negeri,” ujarnya bangga.
Namun terkadang, duka juga sempat menghinggapi Bahrun. Terlebih saat kondisi gawat darurat di Indonesia maupun di Angola, jarak tempuh antara Indonesia dan Angola sekitar 2,5 hari. Pun dengan perasaan jauh dari keluarga dan pekerjaan yang menuntut harus serba bisa juga siap tempur, baik fisik, mental, maupun pikiran.
Meski begitu, pekerjaan yang dilakoninya kini juga bentuk perjuangan mengibarkan bendera Merah Putih agar putra-putri bangsa diakui di luar negeri. Bentuk pengabdian yang dilakukannya untuk bangsa baru sebatas berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta memotivasi rekan-rekan siswa, mahasiswa, pekerja, pengusaha, hingga pensiunan.
“Potensi masing-masing kita barulah sebagian kecil yang kita explore dari nikmat pemberian Tuhan yang belum digali dan terasah. Mengarahkan mereka agar lebih agresif menjemput rezeki, bukan hanya wait and see,” jelas putra dari H Muhammad Sahib dan Hj Hasbiyah ini.
Bahrun pun berniat, jika semua ilmu dan pengalaman yang diperolehnya telah berada di level manajerial dan persiapan finansial yang lebih matang, sudah waktunya untuk membuka peluang kerja dan inovasi bagi anak bangsa. “Setidaknya memberi bekal agar teman-teman berjiwa inspiratif, mandiri, tangguh, hebat, percaya diri, dan saleh adalah tujuan akhirnya,” pungkasnya. (***)
TENTANG BAHRUN
Nama : Bahrun Sahib
Alamat : Hop.4 No.4 Bontang
TTL : Mangkaca – Segeri Pangkep Sulsel / 17 Juli 1981
Orangtua : H. Muhammad Sahib / Hj. Hasbiyah
Mertua : Bambang Aprilyono Bsc. (Alm.) / Susilowati
Istri : Jenny
Anak :
– Jingga Humaira
– Putih Qurrota’aini
Riwayat Pendidikan :
– S1 Teknik Kimia di STTIB (Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang) Angkatan 1 Lulusan 2011.
– IPA-1 di SMA Negeri 1 Bontang 2000
– Kelas Unggulan Di SLTP Neg.1 Segeri – Sulsel 1997.
– SDN Impres No.26 Mangkaca – Segeri, Kab. Pangkep – Sulsel.
Riwayat Pekerjaan :
– Total 5 thn bekerja di Angola LNG, Soyo Zaire – Afrika.
– 3 tahun Penugasan oleh PT BADAK NGL Bontang sebagai Technical Writer – Operations Department di Divisi Commissioning & Start Up Team.
– 1,3 tahun sebagai Tenaga Ekspatriat dengan jabatan Senior Technical Writer – Productions.
– 7 Bulan sebagai Tenaga Ekspatriat dengan jabatan Production Coordinator – Operations di bawah Superintendent dan Manager.
– 13 tahun 5 Bulan di PT BADAK NGL Bontang sebagai Chief Operator – Utilities 1 Operations Department.
– 2 Bulan sebagai Operations Trainee di PT PUPUK KALTIM Bontang.
Hobi : Menolong, Beramal, Trainer, Event organizer, Komputerisasi, Travelling, bermusik, dan berbagi ilmu kebaikan.
Olahraga : Karate – INKAI ( Sabuk Hitam)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post