Defisit anggaran tahun ini diperkirakan melebar ke lima persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), akibat penyebaran wabah virus korona. Guna menambal defisit APBN, pemerintah mencari berbagai sumber pembiayaan, salah satunya melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, surat utang diterbitkan dalam denominasi rupiah dan valas. Untuk valas, umumnya surat utang yang diterbitkan di pasar global berdenominasi dolar Amerika Serikat, Euro, serta Yen.
“Tadi malam, pemerintah berhasil menerbitkan global bonds USD 4,3 miliar. Ini adalah suatu window sangat kecil karena ketidakpastian pasar global masih akan bergerak cukup dinamis, tidak pasti,” kata Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (7/4/2020).
Tiga surat berharga global (global bonds) yang diterbitkan yakni seri RI1030, RI1050, serta RI0470. Ani, sapaan Sri Mulyani menjelaskan, global bonds seri RI1030 memiliki tenor 10,5 tahun dengan jatuh tempo pada 15 Oktober 2030.
“Kita berhasil menerbitkan sebesar USD 1,65 miliar dengan yield 3,9 persen,” ungkapnya.
Sedangkan global bonds seri RI1050 memiliki tenor 30,5 tahun dan akan jatuh tampo pada 15 Oktober 2050. Dari penerbitan ini, pemerintah mendapatkan pembiayaan sebesar USD 1,65 miliar dengan yield 4,25 persen.
“Kemudian yang belum pernah diterbitkan sebelumnya adalah RI0470, tenornya 50 tahun, jatuh tempo 15 April 2070. Besarnya USD 1 miliar dengan yield 4,5 persen,” kata Ani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengemukakan bahwa penerbitan global bonds ini dilakukan dalam rangka menjaga pembiayaan sekaligus menambah cadangan devisa Bank Indonesia. Dia mengklaim, penerbitan global bonds ini merupakan capaian yang sangat positif di tengah turbulensi pasar keuangan global.
“Ini adalah penerbitan terbesar dalam sejarah penerbitan USD bonds oleh pemerintah Indonesia,” katanya.
Indonesia, lanjutnya, merupakan negara pertama di Asia yang menerbitkan sovereign bonds sejak pandemi Covid-19. Sejak wabah virus korona diumumkan menjadi pandemi, sepanjang Februari-Maret belum ada satupun negara di Asia yang melakukan penerbitan global bonds.
“Penerbitan surat utang tenor 50 tahun yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga merupakan tenor terpanjang yang dilakukan pemerintah. Ini secara implisit menunjukkan kepercayaan investor terhadap track record dan kondisi ekonomi negara,” pungkas Ani. (jpc)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post