BONTANG – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bontang menuntut tiga poin terhadap isu pendidikan yang berkembang yaitu pengangkatan guru honorer menjadi ASN, penarikan kepala sekolah dan pengawas, serta kembalinya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kembali menjadi sebuah mata pelajaran. Ketua PGRI Kota Bontang periode 2017-2022, Dasuki mengatakan angin segar dihembuskan oleh pemerintah pusat dengan mengangkat guru honorer K2 di sekolah negeri.
“Ini tentu membuat kami gembira,” ungkap Dasuki saat ditemui oleh redaksi Bontang Post di sela-sela acara konferensi kota PGRI Rabu (14/2) silam.
Dikatakannya, rumus pengangkatannya nanti ialah jumlah guru yang pensiun bakal ditambah 50 persen. Tentunya, pemerintah pusat akan membangun mekanisme dengan melibatkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Bontang.
“Tentu nanti PGRI menjadi mitra untuk memantau kriteria-kriteria itu bisa berjalan dengan semestinya,” tutur Dasuki.
Di samping itu, wacana pemerintah pusat mengambil-alih wewenang kepala sekolah dan pengawas dinilai bisa meresahkan. Ia berharap bersama PGRI Kaltim bisa mengagendakan audiensi dengan pemerintah pusat. Hal ini berkaitan dengan penyebab dan konsep penarikan wewenang itu.
“Jangan sampai ini menjadi resah di kalangan pegawai khusunya kepala sekolah dan pengawas yang mau ditarik,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik (Diskominfotik).
Poin ketiga yang menjadi tuntutan dari PGRI Bontang sehubungan dengan nasib guru TIK yang tidak lagi menjadi guru mata pelajaran sejak kurikulum 2013 diterapkan. Saat ini TIK hanya menjadi ekstrakurikuler. Oleh karena itu PGRI Bontang berharap agar statusnya dikembalikan.
“Kami tuntut untuk dikembalikan,” ucapnya.
Menurutnya, PGRI siap menjawab tantangan dari kementerian untuk melaksanakan survei dan kajian berkenaan seberapa penting TIK kembali menjadi mata pelajaran. Sebagai informasi dalam konferensi kota tersebut terdapat tiga agenda yaitu laporan pertanggung-jawaban pengurus lama periode 2012-2017, pembuatan program selama lima tahun ke depan, dan pemilihan pengurus baru. Dasuki kembali dipercaya menjadi Ketua PGRI Bontang setelah memperoleh 24 suara mengalahkan M Yunus yang hanya mendapatkan 6 suara. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: