BONTANG – Gong Pilwali Bontang 2020 mulai ditabuh. Kontestan mulai melirik perahu parpol untuk dapat maju pada ajang politik lima tahun sekali tersebut. Bahkan, dua anggota dewan siap mundur dari jabatannya jika dipercaya menjadi calon wakil wali kota (cawawali) nantinya.
Kedua nama itu yakni Ketua Komisi II Rustam HS dan anggota Komisi I Irfan. Rustam menyatakan bersedia mundur setelah mengembalikan berkas formulir penjaringan bacawawali di Sekretariat DPD II Golkar Bontang. Tepatnya sekira pukul 11.00 Wita.
“Jika nanti saya dipastikan mendampingi Neni (petahana), pasti saya akan mundur dari kursi dewan,” kata Rustam.
Ia mengaku maju karena capaian keberhasilan pemerintah saat ini. Terlebih, Rustam satu-satunya kader partai berlambang pohon beringin yang mengutarakan ikut kontestasi pilwali mendatang. Ia memandang satu visi dengan petahana karena dari parpol yang sama.
Sektor perekonomian menjadi fokus pemaparannya. Terkhusus mengenai aspek pariwisata yang diharapkan ke depan dapat mendongkrak pundi pendapatan asli daerah (PAD). Dalam waktu dekat, dia bakal merampungkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Rippda).
“Ada satu sistem yang akan kami pakai. Saya akan melangkah cepat. Pertama harus berkonsultasi mengumpulkan seluruh kabupaten/kota se-Kaltim kemudian presentasi di depan gubernur untuk menunjuk satu akademisi membentuk naskah akademiknya,” sebutnya.
Rustam menyebut, angka kunjungan wisatawan di Pulau Beras Basah pada 1 Januari mencapai 4 ribu orang. Bukti bahwa eksotisme dari destinasi tersebut masih dicari para wisatawan.
Tidak berselang lama, Irfan pun menyerahkan berkas formulir penjaringan bacawawali. Ia mengaku rela melepas jabatan saat ini demi pengabdian kepada masyarakat yang lebih besar. Pasalnya, fungsi pemerintahan yang paling tinggi peranannya ialah eksekutif.
“Bagi saya jabatan itu ibadah. Kalau masih punya kesempatan ke situ (eksekutif) kenapa tidak melihat kepada masyarakat. Saya bukan mengejar jabatan tetapi ingin memberikan yang lebih untuk masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan Rustam, politikus PAN ini menyebut memilih Neni karena elektabilitas yang tinggi. Termasuk dengan kinerja pemerintahan yang dipandang positif.
“Kalau bukan Neni yang jadi cawali, belum tentu saya mendaftar. Banyak di luar sana yang mau maju menjadi calon wali kota tetapi saya belum tertarik mendampinginya,” paparnya.
Diketahui, delapan figur bacawawali yang telah mengambil berkas formulir penjaringan Partai Golkar bakal disusutkan satu nama nantinya. Proses pengembalian formulir ditutup pada 10 Januari. (*/ak/kri/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post