SAMARINDA – Keinginan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menyelesaikan semua proyek multiyears contract (MYC) di penghujung tahun 2018 ini bakal sulit direalisasikan. Selain karena masih banyaknya proyek tahun jamak itu yang belum memenuhi target, minimnya alokasi anggaran yang dimiliki pemerintah menjadi kendala tersendiri untuk merealisasikan program pembangunan tersebut.
Hal itu diakui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim, Zairin Zain. Ia menuturkan, dalam waktu dekat ini, instansi yang dia pimpin bersama dinas terkait lainnya akan melakukan evaluasi atas progres pembangunan sejumlah proyek MYC yang kini sedang dikerjakan pemerintah.
“Kami akan mengevaluasi lagi progresnya sampai sejauh mana. Kalau progresnya sampai sekian persen Desember nanti, maka itu yang nanti akan kami bayarkan,” kata Zairin ditemui di kantor Pemprov Kaltim, Kamis (12/7) lalu.
Menurutnya, jika memang sampai akhir tahun ini masih ada sejumlah proyek MYC yang belum bisa dituntaskan, maka mau tidak mau akan diusulkan kelanjutan pembangunannya di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim 2019.
“Ya sisanya lanjutkan di 2019. Gimana dong kalau duitnya enggak ada di perubahan ini. Kalau duitnya Rp 200 miliar, sementara kebutuhannya Rp 450 miliar, mau bagaimana,” ketusnya.
Ia menyebut, walaupun masa jabatan Gubernur Awang Faroek bakal berakhir tahun ini, namun hal itu tidak menjadi alasan untuk tidak melanjutkan program pembangunan yang telah dicanangkan pemerintah. Apalagi banyak di antara proyek tahun jamak itu memang dibutuhkan masyarakat.
“Walaupun proyek MYC itu kontrak politik Pak Gubernur, itu bukan persoalan untuk tidak dilanjutkan. Saya kira semua proyek yang beliau canangkan memang dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
Adapun untuk proyek pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Maloy yang progresnya masih di bawah 80 persen, diyakini Zairin akan bisa dirampungkan tahun ini. Pasalnya, proyek tersebut kini tinggal dipasangkan booster sebagai pendorong airnya.
“Kalau booster sudah dipasang, maka pengerjaan SPAM Maloy sudah 100 persen. Begitupun dengan intake sebagai sumber air di Sekerat, pipanya sudah terpasang. Kini tinggal sedikit pembebasan lahan,” katanya.
Dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliar untuk menyelesaikan proses pembebasan lahan di daerah itu. “Ya, sambil pembebasan lahan, sambil kita kerjakan proyeknya,” ucapnya.
Sementara untuk pembangunan jembatan kembar, kata dia, saat ini pengerjaan sisi penunjang, baik di Samarinda Seberang maupun di dalam Kota Samarinda tidak ada masalah. “Sekarang tinggal membangun di bagian sisi tengahnya,” katanya.
Namun diakuinya, realisasi proyek MYC banyak terkendala minimnya anggaran yang dimiliki pemerintah. Dari kebutuhan anggaran Rp 450 miliar, kata dia, sekitar Rp 200 miliar akan diupayakan bisa teralokasikan di APBD Perubahan 2018. “Mudah-mudahan bisa dialokasikan Rp 200 miliar. Ya kalau enggak, mungkin di bawahnya,” kata dia.
Sementara itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak tetap memegang teguh keyakinan, bahwa semua megaproyek yang telah dia canangkan akan bisa diselesaikan sebelum akhir tahun ini. “Semua harus selesai. Tidak ada yang tidak selesai. Tanya instansi teknis. Kalau itu Dinas PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), ya tanya PUPR,” katanya.
Menurutnya, untuk kekurangan anggaran MYC Rp 450 miliar, nanti akan dibahas bersama dengan DPRD Kaltim. Anggaran itu akan diusulkan di APBD Perubahan 2018. Sebab menurutnya, tidak ada alasan bagi para wakil rakyat di Karang Paci untuk tidak mengalokasikan sisa anggaran tersebut.
“Untuk kekurangan anggaran Rp 450 miliar, nanti akan dibahas di DPRD Kaltim. Karena DPRD juga ikut membuat MYC bersama pemda (pemerintah daerah). Ya harus tanggung jawab dong,” tandasnya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post