bontangpost.id – PT Kaltim Parna Industri (KPI) mendukung peresmian Kampung Percontohan Penurunan Stunting dan Kelas Edukasi Informatif Pencegahan Perkawinan Usia Dini (Laskar Ceria), bertempat di Posyandu Mekar Sari, Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan, Jumat (22/10/2021).
Kegiatan ini merupakan program nasional yang dikoordinir oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Pagi tadi, KPI bersama kader setempat juga melibatkan ahli gizi dari Puskesmas Selatan 2 untuk meramu menu pemberian makanan tambahan (PMT) bagi 10 balita dan 12 ibu hamil dengan konsep Isi Piringku.
GM HRD & GA PT KPI Budi Hermawan, mengatakan KPI akan terus berkomitmen dalam mengentaskan stunting bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang. Meski program Insting Mitra KPI Berdaya di Kelurahan Berbas Pantai telah berakhir pada Mei lalu. Melalui peresmian kampung percontohan ini, Budi berharap lokus-lokus di wilayah lainnya dapat kembali tersentuh.
Meski lima bulan telah berlalu, KPI masih memantau kondisi balita serta ibu hamil di Posyandu Mekar Sari. Dibantu para kader serta pihak Puskemas Bontang Selatan 2. “Sebenarnya kami masih terus melakukan pemantauan bersama dengan Puskesmas Bontang Selatan 2 untuk Posyandu Mekar Sari. Harapannya, apa yang KPI rintis, bisa dilanjutkan oleh kader-kader,” harap Budi.
Dalam waktu dekat, KPI akan kembali meluncurkan program stunting serupa dengan menyasar lokus di Kelurahan Guntung. Tidak hanya terfokus pada balita, ibu hamil akan menjadi perhatian KPI untuk pengentasan stunting sejak dini.
Sementara Wakil Wali Kota Bontang Najirah menerangkan, sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021, percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilakukan secara convergent, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor.
Adapun strategi nasional penurunan stunting bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen di 2024 mendantang. Di antaranya, meningkatkan kualitas penyerapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asih, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan akses air minum dan sanitasi. Dengan kelompok sasaran remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 sampai 29 bulan.
Angka stunting di Bontang saat ini 19,73 persen, namun Pemkot Bontang optimis dapat mencapai 14 persen di tahun 2024. “Tentunya dengan mengerahkan seluruh sektor yang terkait untuk menangani bersama secara convergent dan terintegrasi,” harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua BKKBN RI Hasto Wardoyo menegaskan bahwa kategori stunting diukur dari tinggi badan yang pendek, namun pendek belum tentu stunting.
Ia berharap program meningkatkan kualitas SDM ini ditandai dengan membebaskan stunting. Stunting pun dapat disponsori oleh perusahaan-perusahaan. Karena perusahaan harus punya sense of crisis Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan SDM di Bontang.
“Bontang ini ikannya banyak, penting untuk mengonsumsinya. Insyaallah stunting cepat turunnya, hanya kadang-kadang orang itu menyepelekan, ikan sebetulnya sangat mengatasi stunting. Tapi kadang-kadang malah lebih senang beli mi instan ketimbang ikan,” tutupnya. (adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post